Sabtu, 17 Agustus 2013

My Endless Love

Ini adalah ceritaku yang ke 3. Judulnya kalian udah tau kan? penasaran bagaimana ceritanya? lagsung aja baca ya. Maaf kalau jalan ceritanya jelek, bahasanya yang gak nyambung dan lain-lain. Setelah kalian baca, tolong comment and like ya crita-critaku yang ada di Blog ini. Soalya aku butuh pendapat kalian

Instagram : carolynekartika ;
Alamat e-mail aku : lynecarolyne97@gmail.com

hbis ini juga ada judul crita lainnya antara Good Bye Sensei, Love at First Sign, Good Bye My First love sama Welcome again My First love..  Welcome again My First love itu cerita sambuangan dri Good Bye My First love juga tpi itu semua belum aku ketik loh , masih di buku khusus ceritanya.. ntar satu-satu dulu aku ketik ya.. kalian mau yang mana antara itu?? comment ya

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Namaku Axel Rowyer. Aku adalah anak kembar dari Jhon Rowyer dan Violet Rose. Aku mempunyai kakak laki-laki atau bisa di bilang kembaranku yang beda 5 menit yang bernama Exel Rowyer. Sekarang aku dan Exel telah menginjak 16 tahun dan sekarang aku duduk di bangku SMA kelas 3 dan sebentar lagi kami akan masuk ke universitas.

 Aku dan Exel bisa di bilang adalah anak yang beruntung bisa lahir di keluarga yang kaya raya. Tapi apa gunanya semua itu kalau tidak dengan fisik yang kumiliki sekarang. Kita kembali pada umurku yang ke 15tahun. Tiba-tiba tubuhku menjadi lemah dan aku sering mimisan. Tapi aku menjalani semua itu dengan ceria sehingga orang-orang yang di sekitarku tidak tahu jika aku mengidap penyakit kanker otak stadium akhir. aku mempunyai pacar yang sangat aku sayangi bernama Raxel. Kami berdua sudah menjalani hunungan sejak duduk di kelas 9. Dan aku mempunyai seorang sahabat yang bernama Lady.

Sekarang mungkin sudah kurang lebih 3tahun. Aku meninggal dunia tepat pada usiaku yang ke 17tahun. Tanggal kematianku 12 Desember 2012 jam 12.00. Semua 12-12 ya? keren kan? wkwkwk.... udah smpai disitu aja ya perkenalannya dan sekarang kita lanjut ke cerita.


Ini Axel Rowyer
 
 Ini Exel Rowyer
 Pacarnya Axel nieh.. Raxel

@@@@@@@@@@@@@ 22 Januari 2012 @@@@@@@@@@@@@
Sejak pagi tadi Axel merasa tidak enak badan, tapi dia tetap memaksakan diri untuk masuk ke sekolah agar dia tidak ketinggalan pelajaran. Dan sekarang adalah jam Olah Raga berlangsung. HAri ini Mr. Lauther akan mengambil nilai senam lantai. Sambil menunggu giliran, Axel memutuskan untuk duduk di pinggir lapangan sendirian sambil melihat teman-temannya bermain atau mengambil nilai. Tapi tidak lama, Axel merasakan kembali sakit yang luar biasa di kepalanya. Axel meremas kepalanya agar pusing itu terasa hilang. Tapi nyatanya tidak. Sakit itu terus berlangsung hingga Axel mengeluarkan darah segar dari hidungnya
 "kkyyaa.. Axel hidungmu berdarah" histeris Lady. Axel menurunkan tangannya dan memegang bagian bawah hidungnya. Dan benar saja, darah segar keluar perlahan dari hidungnya dan tak lama akhirnya Axel tak sadarkan diri. Raxel yang sengaja melewati lapangan itu melihat pacarnya yang pingsan dan lagsung berlari ke tempat Axel dan menggendong Axel ke UKS yang ada di sekolah. Lady pun menyusul setelah dia memanggil Exel yang memang beda kelas.


@@@UKS@@@

"Axel" "Axel" panggil Exel dan menepuk-nepuk pipi adiknya itu.

"Exel" panggil Axel dengan lemah "aku dimana" tanyanya

"kamu di UKS sayang" jawab Raxel dan duduk di samping Exel

"aku kenapa" tanya Axel

"tadi kamu pingsan Xel. Kebetulan Raxel lewat, dia langsung mengendong kamu ke UKS" jawab Lady yang baru masuk ke dalam UKS.

"kamu kenapa sih" tanya Lady

"aku tidak apa-apa.. mungkin hanya kecapean" ucap Axel lemah. Exel pun mengelus rambut adiknya dengan sayang

"bagaimana kalau kamu ke rumah sakit" usul Raxel kepada Axel

"boleh juga tuh" sahut Exel

"ywda kamu juga pergi sama Lady aja ya. Aku mau izin dulu ke guru" ucap Exel dan berjalan keluar ruang UKS. Sedangkan Raxel dan Lady membersihkan barang mereka yang ada di kelas dan kembali ke UKS. Setelah mereka berdua kembali, ternyata Exel juga sudah kembali

"bagaimana kau sudah dapet izinnya" tanya Lady

"sudah" "nieh" ucap Exel dan memberikan Lady sebuah kertas. Setelah menerima itu, Lady membantu Axel untuk menuju ke mobilnya dan membawanya ke rumah sakit




@@@@@@@@@@@@@ RS @@@@@@@@@@@

Sesampainya di rumah sakit, Lady menuju ke tempat informasi untuk menayakan dokter dan kemudian mendaftarkan Axel ke dokter itu. Sambil menunggu giliran, Lady mengajak Axel untuk duduk di kursi dekat dengan ruangan dokter. Tak lama menunggu, akhirnya giliran Axel masuk. Axel di periksa oleh dokter Payne. Karna dokter Payne merasa heran, akhirnya dia menyarankan agar Axel pergi ke dokter saraf. Axel menuruti yg dikatakan Dr. Payne dan mencari dokter saraf di bagian rumah sakit. Setelah menemukan, Axel lagsung masuk karena masih sepi. Dia di perikasa oleh Dr. Horan. Setelah pemeriksaan selesai, Axel di suruh keluar dan menunggu hasil testnya selesai.

“bagaimana dok” tanya Axel tidak sabaran. Dr. Horan pun hanya diam sambil memperhatikan kertas hasil cek Axel “bagaimana dok” tanya Axel yang kedua kalinya. Tapi akhirnya sama dokter Horan tak merespon pertanyaan Axel.

“bagaimana hasilnya dok” tanya Axel jengkel. Dr. Horan menghembuskan nafasnya kasar

“maaf anda terkena penyakit kanker otak stadium akhir” ucap Dr. Horan akhirnya.  Setelah mendengar itu, Axel merasa dirinya dihujani jarum-jarum yang banyak sekali

“are you kidding me”tanya Axel tak percaya dan tertawa hambar. Dr. Horan menggelengkan kepalanya lemah.

“sayang sekali. Saya ingin bercanda tapi ini beneran”

“tapi.. bagaimana bisa” tanya Axel tak percaya

“entahlah saya juga tak mengerti” ucap Dr.Horan seadanya

“apa itu bisa disembuhkan” tanya Lady yang sedari tadi hanya mendengar omongan Dr.Horan

“saya rasa bisa. Cuman hanya beberapa persen kemungkinan kanker itu akan hilang”

“dan juga” Dr. Horan menggantungkan ucapnya

“dan apa” tanya Axel dan Lady bersamaan

“hanya beberapa persen kemungkinan akan sembuh total dan juga biaya yang sangat mahal “ Dr. Horan mengulang ucapannya.

“tak apa yang penting saya sembuh” mohon Axel.

“Tadi saya sudah bilang hanyaa BEBERAPA persen kemungkinan”  ucap Dr.Horan dan menekankan beberapa kata

“dan lagi biaya yang sangat mahal” ucapnya lagi

 “tidak apaapa. Yang penting aku ada usaha untuk sembuh. Dan soal biaya itu gampang” ucap Axel

“hah anak kecil bisa apa” remeh Dr. Horan

“Aku anak dari Jhon dan Violet” ucap Axel dan menunjukan senyum kemenangan. Dr. Horan pun kaget

“bagaimana” balas Axel

“baiklah kau boleh mulai terapi dari besok” ucap Dr. Horan menyerah

“baiklah” ucap Axel girang “aku mohon untuk tidak memberi tahu orang tuaku tentang ini” ucap Axel sebelum akhirnya dia meninggalkan ruangan ini

“whatever” ucapnya dingin.

Setelah itu, Axel dan Lady benar-benar meninggalkan ruangan itu.

“apa benar dia anak Jhon. Perasaan Jhon punya anak kembar” batin Dr. Horan

“ah lebih baik aku menayakan langsung” pikirnya dan mengambil ponsel yang terletak di samping meja kerjanya dan menghubungi seseorang

“ya” ucap orang yang jauh di sebrang sana

“hai Jhon apa kabar” tanya Dr.Horan

“hei Grey. Tumben menelfon ada apa” tanya Jhon yang lagsung To The Point “

hahaha santai bro” ucap Dr. Horan santai

“aku hanya ingin menayakan nama-nama anak kembarmu. Karena dulu aku jarang menghubungimu dan menayakan anakmu” ucapnya lagsung

“oh yang kau tau aku hanya punya anak kembar ya” tanya Jhon dan tertawa

“ ya” “yang pertama laki-laki bernama Exel dan yang kedua Axel” ucapnya

“ada apa. Tumben kau menayakannya” tanya Jhon penasaran kepada sahabat lamanya

“oh tidak apa-apa. Sudah ya aku sekarang ada pasien. Kapan-kapan kita bertemu ya dengan anak-anak kita” alasan Dr. Horan dan memutuskan sambungan telfonnya secara sepihak


Selama perjalanan Axel memilih untuk diam. “axel” panggil Lady “hhmm” jawabnya “apa kau yakin tidak ingin memberitahu yang lain” tanya Lady tanpa menoleh “ia” ucapnya singkat “dan aku minta untuk kau merahasiakannya” ucap Axel “tapi.....” “pokoknya hanya kau , aku dan Dr. Horan yang boleh mengetahui semua ini. Selain itu tidak boleh” sela Axel  “baiklah” ucap Lady mengalah.  “yak sampai di rumah” ucap Lady setengah berteriak yang berhasil membuat Axel terkejut “kau” ucap Axel garang “sorry” nyegir Lady tanpa ada rasa bersalah “thx sudah mengantarku. Tunggu sebentar, biar kusuruh Kenny mengantarmu” ucap Axel dan turun dari mobil mencari Kenny , supir ayahnya. "Kenny" panggilnya "ya nona" jawabnya "anatarkan Lady sampai rumahnya" perintah Axel "baiklah nona" ucapnya dan segera masuk ke dalam mobil dan mengantar Lady ke rumahnya.

 
@@@@@@@@@@@@@@ 29 Maaret 2012 @@@@@@@@@@@@@@@@

Dari detik menjadi menit , dari menit menjadi jam , dari jam menjadi hari , dari hari menjadi minggu dan minggu menjadi bulan. Keadaan Axel semakin parah, Axel menjadi sering merasakan pusing yang luar biasa dan juga hidungnya yang mancung sering mengeluarkan darah segar. Tapi Axel selalu menciba menyembunyikannya dan jika ada yang bertanya apa dia baik-baik saja , dia selalu bilang "I'm Fine" ucapnya dan berusaha tersenyum. Tapi senyuman yang sangat di paksakan .

Dan bulan ini juga adalah ulang tahun Axel Rowyer dan Exel Rowyer yang ke 17. Maka dari itu Jhon dan Violet mengadakan pesta besar-besaran. Dan mungkin ini juga adalah pesta terakhir Axel karena mengigat kondisinya yang seperti itu.

Dekorasi ruangan pesta adalah warna pink dan biru langit. itu adalah warna kesukaan mereka berdua. Dan acara sekarang adalah acara meniup lilin. Axel dan Exel memejamkan kedua matanya dan berdoa dalam hati masing-masing "Tuhan semoga aku cepat sembuh dan diberikan kesempatan hidup lebih lama lagi" begitulah doanya Axel. Setelah berdoa, dengan kompak mereka meniup lilin berangka "17" itu bersamaan. Suara tepuk tangan pun terdengar di dalam ruangan ini.

"aduh" rintih Axel dan memegang kepalanya

"kau kenapa xel" tanya Exel yang berdiri disampingnya

"tak apa. Mungkin aku sedang capek" ucap Axel berbohong.

"kalau begitu kau harus istirahat dulu" ucap Exel perhatian dan memanggil Jhon -ayahnya- untuk membawa Axel ke dalam kamar hotel untuk berisirahat

"kau tak apa sayang" tanya Jhon khawatir setelah Jhon memesan 1 kamar dan membawa Axel ke kamar itu dan menidurkannya di ranjang hotel yang sangat nyaman itu

"aku tak apa dad. mungkin aku kecapekan" ucapnya berbohong -LAGI-

"yawda kamu istirahat dulu. Dad pergi dulu ya" ucap Jhon dan mencium kening anaknya dan berlalu pergi ke acara tadi


@@@@@@@@@@@ 10 Juli 2012  @@@@@@@@@@@@@@

Rambut indah kecoklatan Raxe semakin hari semakin menipis karena rontok. Bukan karena yang biasa di alami wanita, tapi ini adalah karena penyakit Axel yang semakin parah. Axel yang dulu selalu ceria , sekarang menjadi agak sedikit pendiam. Bibirnya yang dulu berwarna pink dan berkesan seksi itu menjadi pucat dan berwarna putih. Melihat perubahan itu , Jhon dan Violet merasa khawatir apa yang terjadi pada anak perempuannya itu. Jika ditanya, dia selalu bilang "I'm fine. Mungkin hanya kecapekan" hanya itu saja yang diucapkannya. Tapi dibalik itu semua, Axel merasa sangat kesakitan akan hal itu.

Pagi harinya di kamar, Axel merasa pusing dan hidung nya selalu mengeluarkan darah. Tapi tak lama setelah itu, penyakitnya secara ajaib menghilang sehingga Axel memaksakan untuk pergi ke sekolah.
Jadtual pertama yang di dapati Axel adalah OR -olah raga-. Axel meminta kepada Mr. Stayles untuk tidak mengikuti pelajarannya dan memutuskan untuk duduk di pinggir lapangan sambil melihati anak-anak yang lainnya berolah raga

"aku iri dengan mereka. Mereka pasti tidak pernah mengalami apa yang sedang aku alami" batin Axel nanar

"Axel ayo ikit bermain" ajak Lady dan menghampiri Axel

"tidak.. tidak.. aku hanya akan melihat kalian disini" tolak Axel sopan "oh ayolah. Pasti kau bosan untuk melihat saja" paksa Lady dan menarik kasar tangan Axel.

Sebenarnya Axel ingin melawan, tapi sekarang kondisinya lemah dan tidak seperti dulu lagi, jadinya dia hanya bisa menurut dan mengikuti langkah Lady. Karena gak kuat, dan Axel tak bisa lagi menahan berat badannya lagsung saja Axel terjatuh di lantai dan dia tak sadarkan diri lagi. Semua teman sekelas Axel merasa panik dan Mr. Stayles lagsung membawanya ke UKS dan di larikan ke rumah sakit..

@@@@@@@@ Rumah Sakit @@@@@@@@@@

"anak saya kenapa Horan" tanya Jhon yang melihat sahabat keluar dari ruangan Axel berada

"bagaimana jika anda dan istri anda ke rungan saya. kita bicarakan ini di ruangan" tawar Dr. Horan dan berjalan mendahului mereka. Jhon dan Violet hanya mengikutinya dari belakang. Dan setelah sampai di rungan, mereka duduk di kursi yang ada di di depan meja

"jadi bagaimana keadaan Axel" tanya Jhon yng kedua kalinya

"Axel terkena penyakit otak stadium akhir" ucap Dr. Horan sedih. Mrs. Rowyer pun membekap mulutnya dengan kedua tangannya. Matanya pun secara perlahan mengeluarkan air mata. Dia -Mrs. Rowyer tidak percaya jika anaknya mempunyai penyakit yang sangat parah

"ba.. bagaimana bisa" tanya Jhon terbata-bata

"apa kalian tidak tau" tanya Dr. Horan yang pura-pura kaget

"tidak.. kami tidak tau" jawab Jhon. "kami terlalu sibuk dan jarang di rumah. Tapi jika kami berdua diminta untung pulang, kami akan pulang dan berada di rumah" ucapnya Jhon

"dulu, pada bulan Januari, Axel datang ke rumah sakit ini untuk memeriksa keadaanya. Setelah itu dia mengetahui dan dia berujar jika dia yang ingin sendiri memberitahukannya" cerita Dr. Horan yang berbohong.

"Mom.. Axel sudah sadar" ucap Exel yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan praktik Dr. Horan. Violet yang mendengar kondisi anaknya yang telah siuman itu lagsung bangkit dari duduknya dan menuju ruangan dimana Axel di rawat

"Axel" panggil Violet setelah ia sampai di ruangan Axel

"mom" ujarnya lemah   "syukurlah kau sudah siuman. Mom khawatir" ucapnya dan memeluk Axel lembut

"hahaha" tawanya pelan "aku baik-baik saja mom" ucapnya berbohong

"kau sebenarnya sakit apa nak" tanya Violet pada anaknya.      "kecapekan" ujarnya berbohong

"kau bohong Xel" ucap Violet nanar

"mom tau kalau kamu terkena penyakit kanker otak stadium akhir. Kenapa kau tidak memberi tahu kami dari dulu" tanya Violet yang berhasil membuat Axel diam bak patung dan tak perani menjawab pertanyaan yang di lontarkan sang ibu

"mom.. mom tau dari mana" tanyanya kaget

"dari dokter yang menaganimu" ucap Jhon yang mengganti ucapan Violet

"dad" panggil Axel lemah. Jhon berjalan dan duduk di pinggir kasur rumah sakit dan mengelus kepala Axel yang hampir botak

"kenapa kau tidak pernah menceritakan kepada kami" tanya Jhon lembut. Tapi Axel tetap diam dan tidak menjawabnya. Exel yang mendengar itu hanya bisa diam. Dia tidak percaya jika kembarannya mempunyai penyakit yang amat serius

"apa kau mau dioperasi" tawar Dr. Horan yang baru masuk ke kamar Axel

"ti..ti... tidak. Aku takut" ucapnya lirih

"ayolah sayang. kau harus di operasi  biar cepet sembuh" paksa momnya

Axel mendesah kasar "bailah. kapam" tanyanya

"tanggal 10 september. Dan kau tidak boleh menolaknya" ucap Dr. Horan dan pergi dari kamar Axel

@@@@@@@@@@ 10 September 2012 @@@@@@@@@@

hari ini adalah hari dimana Axel akan dioperasi. Wajahnya Axel semakin pucat, rambut Axel yang dulu indah sekarang sudah tidak ada sebiji pin. dan tubuh seksinya dulu menjadi kurus kering. Dan tentang Rael, Dia sampai sekarang masih belum mengetahui jika Axel disini, berjuang untuk mempertahankan hidupnya.

Axel hanya bilang jika dia pindah ke London untuk sekolah yang lebih bagus. Tapi itu adalah alasan belaka agar Raxel tidak curiga jika dia tidak melihat Axel untuk waktu yang lama. Dan selama itu juga, Exel yang menggantikan membalas SMS dari Raxel dan menjawab telfonnya. tentu saja awalnya Exel menentang dengan keras, tapi melihat kondisi adik kembarannya akhirnya dia bersedia melakukannya hanya demi saudara kembarnya.

Suster keeluar dari ruang inap Axel dan menggeret kasur Axel menuju ruangan operasi. Selama kurang lebih 5 jam menunggu lampu tanda operasi di padamkan, keluarga Rowyer tak henti-hentinya berdoa agar Tuhan memberikan keajaiban bagi Axel.
Lampu ruangan operasi pun telah padam, dan tak lama Dr. Horan keluar dengan menggunakan baju ala dokter yang sedang melakukan operasi.

"bagaimana kadaan Axel" tanya Jhon tak sabaran

"dia telah melewati masa keritisnya, dan sekarang dia tak sadarkan diri" ucap Dr.Horan dan meninggalkan Jhonndan keluarganya.

para suster membawa keluar kasur Axel dan embawanya kembali ke ruangan VVIP Axel.

"kau sudah berjuang sayang" ucap Violet dan mengengan tangan Axel lembut

@@@@@@@@@@ 12 Desember 2012 @@@@@@@@@@

Setelah operasi itu, Axel tidak pernah sadarkan diri hingga sekarang. Dan itu juga membuat Raxel , Lady dan seluruh anggota keluarga besar merasa sedih. Oh kenapa Raxel bisa tau?? karena insiden setelah operasi itu, Raxel bermimpi tentang Axel yang datang ke dalam mimpinya dengan menggunakan dress putih panjang dan terlihat sangat cantik bagaikan malaikat. Dia bermain ayunan dengan sangat gembira. Wajahnya sangat cerita tidak terlihat sangat pucat. Karena penasaran, Raxel segera menayakan keadaan Axel, Pertama, Exel tidak memberitahunya, tapi setelah dia menceritakan mimpi itu, akhirnya Exel menceritakan semuanya
dan tentu saja Raxel berpikir itu hanya bercanda hingga ia melihat sendiri keadaan Axel di Rumah Sakit.

"hei kau putri tidur. Sampai kapan kau ingin tidur. Kau sudah berhutang banyak penjelasan kepadaku, kenapa kau selama ini berbohong" ucapnya meskipun dia tidak dapat menjawab, tapi Raxel tau jika Axel bisa mendengarnya
"kau ingin membuat agar aku lupa akan suaramu , sifatmu yang kekanak-kanakan, dan apa yang ada di dalam dirimu" lanjutnya dan mencium bibir Axel yang pucat.

Axel membuka perlahan kedua matanya. Dan dia melihat jika dirinya sedang dicium oleh Raxel. Dan tanpa disadari juga, Raxel tak mengetahui jika berkat ciumannya Axel telah siuman.
Setelah lama mencium, Raxel melepaskan bibirnya dari mulut Axel dan dia pun kaget karena Axel telah siuman. Tapi Axel hanya membalasnya hanya dengan senyuman yang selama ini tak pernah dilihat lagi dan yang dirindukan Raxel.

Segera saja Raxel menekan tombol untuk memanggil suster yang terletak di samping tembok kasur Axel dan segera menelfon keluarga Rowyer.
Tak lama setelah Raxel menelfon , Jhon , Violet dan Exel datang. Mereka bertiga pun tak menyangka bisa melihat anaknya yang telah sadarkan diri. Violet menagis bahagia. Exel berjalan ke tempat Axel berada dan memeluk Axel dengan sayang. Raxel cemburu? tentu saja tidak, karena dia tau kalau hubungan saudara kembar lebih erat dari pada yang lain

"oh ia aku kesini ingin memberi tahu ke kalian semua. kalian dengarkan aku baik-baik ya karena aku tidak punya waktu banyak" ucap Axel serius

"apa yang mau kau katakan sayang" tanya Raxel dan mengelus kepala Axel

"honey, kau sudah sembuh.. kau masih punya waktu yang sangat banyak untuk bicara" ucap Violet lirih

"no mom... aku ingin bicara sekarang dan aku tidak mempunyai banyak waktu" ucap Axel semakin serius

"Violet tenanglah, kita beri Axel waktu untuk berbicara" ucap Jhon dan merangkul Violet

"untuk pertama-tama aku ucapkan terima kasih untuk kalian semua" ucap Axel

"dan kedua untuk mom. Terima Kasih mom karena kau telah melahirkanku dan Exel. merawatku hingga besar meskipun mom jarang di rumah. tapi bagiku, kau adalah ibu terbaik yang aku punya" ucapnya dan memandang mata ibunya serius

"Ketiga untuk dad. Terima Kasih dad. Karena jika tidak ada dady, aku dan Exel tak mungkin berada di dunia ini. Teriima kasih juga untukmu yang selalu berjuang keras bekerja mencari uang untuk kami semua dan selalu memberikan kemewahan dalam hidupku. Dan aku minta maaf untuk beberapa bulan ini yang menyebabkan dad jarang bekerja dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit. Aku minta maaf karena telah merepotkan dady"

"untuk Exel. Kamu adalah sosok kakak dan kembaran yang sempurna bagiku. Kau selalu melindungiku jika aku dalam masalah, selalu membelaku, selalu sabar jika aku melakukan hal-hal yang membuatmu marah. Aku sangat meyayangimu. Jika aku bertemu Tuhan, aku akan meminta agar di kehidupan selanjutnya kita berdua bertemu lagi dan menjadi saudara kembar dan berkumpul lagi bersama-sama" ucapnya dan memandangi muka Exel yang sudah menangis
"hei jagan menagis. Kau terlihat seperti perempuan" ejek Axel karena selama ini Exel jarang menagis

"Raxel, terima kasih karena kau mau terus berada disisiku hingga sampai akhir sisa hidupku ini. dan terima kasih juga kalau kamu menerimaku apa adanya, tidak cepat bosan dengan diriku yang seperti anak-anak ini." ucapnya tetap sambil memandangi wajah Raxel untuk terakhir kali
"kita pasti akan bertemu lagi, di dunia selanjutnya dan selanjutnya, terlahir berapa kalipun ke dunia, aku pasti akan menemukanmu dan aku pasti akan jatuh cinta lagi padamu" lanjut Axel

"teng... teng... teng... teng.." bunyi jam yang berdetak sebanyak 12 kali terdengar. sebelum berdetak 12 kali, Axel telah selesai mengatakan pesan-pesannya
"semua aku pamit dulu ya.. waktuku sudah habis, dan aku telah di tunggu yang lain. Jika kitaa semua di perbolehkan lagi, aku ingin menjadi keluarga lagi" ucap Axel untuk terakhir kalinya dan tersenyu bahagia hingga dia menutup kedua matanya untuk selamanya

Selasa, 11 Juni 2013

My Little sister

Hi namaku Lyn Arden aku mempunyai sahabat yang sangat aku sayangi sehingga aku mengangapnya sebagai adik kandungku sediri yang bernama Aime. Dia orangnya sangat lucu, perinang, baik, tidak sombong , pokoknya +++ dech. Aku sekarang bersama Aime udah berteman sejak 6tahun yang lalu. Dan aku harap kita bisa tetap bersama sampai kita tua. #kayakorangpacaranaja. Nah disini aku ingin menceritakan kepada kalian semua tentang kisah pertemuanku dengan Aime. cerita dimulai sejak aku duduk di kelas 2 SMP ya.

Aku bersekolah di St. Elizabeth JHS. itu adalah sekolah favorite yang ada di Lost Angeles ini. Dan tebak, hari ini adalah hari pertama masuk sekolah pada tahun ajaran baru. sekarang aku sudah duduk di bangku kelas 2 SMP. Kelasku berada di lantai dua dari bangunan sekolahku. Dari atas sini, aku melihat banyak anak-anak kelas 1 yang baru masuk dan tengah berkumpul di tengah lapangan yang ada di sekolahku untuk melaksanakan MOS (Masa Orientasi Siswa). Aku melihat muka mereka semua masih polos-polos , dan tubuh mereka yang pendek. Astaga aku jadi mengingat pada saat diriku pertama kali masuk dibangku sekolah SMP. Aku mengamati satu-satu nama yang melekat di baju seragam mereka.

"hhmm.. Nama yang unik" pikirku.

Seketika itu juga mataku memandang seorang anak perempuan yang wajahnya sangat familiar dimataku "sepertinya aku mengenalnya"pikirku dalam hati. Setelah aku perhatikan wajahnya baik-baik, ternyata ia adalah Lily. Saudara sepupuku. Sebenarnya aku tidak menyangka ika ia masuk sekolah yang sama denganku. Lily tampak diam murung dan menyendiri. Mungkin dia tidak bisa cepat akrab dengan yang lainnya. Anak-anak murid baru pun diberkan istirahat selama 30 menit. Mereka menggunakan waktu itu untuk mengakrabkan diri mereka dengan yang lain , ada juga yang ke kantin , dan ada juga yang menghabisakan waktu untuk diam di tempatnya. Dengan waktu itu, aku menggunakan untuk menyamperin Lily yang memang duduk di bangku taman yang ada di sekolahku. Aku pun mnuruni satu persatu anak tangga dan segera berjalan ke arahnya.
 
 "hi" sapaku kepada Lily ketika aku telah sampai di tempatnya dan mengambil tempat duduk di sebelahnya. Mendengar ada suara yang menyapanya, dia pun menoleh kearahku. Kulihat matanya berbinar-binar akan kedaanganku. Dia pun langsung memelukku dan berkata


"Lyn, ternyata kamu juga ada di sekolah ini. Ah aku senang sekali" begitulah kata-kata yang terlontar dari mulutnya. Aku pun hanya membalas perkataan hanya dengan senyuman.

"kupikir kamu gak akan masuk kesekolah ini dech"tanyaku kepadanya. Dia pun melepaskan pelukannya dan menatap kedua mataku.
 
"hah..  aku disuruh sekolah disini"ucapnya dengan suara yang terdengar sedih.

"sudah-sudah gak perlu sedih, sekolah ini juga bagus kok" ucapku untuk menghiburnya. Dia pun hanya membalasnya dengan senyuman

Para anggota MOS pun memberikan aba-aba kepada murid baru untuk masuk kembali ke barisannya dan akan melanjukan acara Lily pun segera pamit kepadaku dan kembali kebarisannya semula. Dan kegiatanku sekarang apa?  kembali kekelasku yang berada di lantai dua dan melanjutkan pelajaran yang sangat membuatku ingin membolos. Ya kalian tau pelajaran apa?? MATEMATIKA


******************
Bel pulang sekolah pun berbunyi, pertanda jam pelajaran sekolah telah usai. Lyn segera keluar dari kelasnya untuk kembalii pulang ke rumahnya yang sangat nyaman baginya. ketika dia berada di lantai satu, dia melihat adik sepupunya yang menunggunya. Lyn pun segera menuju ke tempat itu.

"hey apa yang kau lakukan disini"tanyanya.

"tidak ada. Hanya sedang menunggumu"jawabnya dan berbalik arah menghadapmu

 "oh ya sudah. Ayo kita sama-sama keluar dari sekolah" ajak Lyn dan menggandeng tangan Lily keluar dari gedung sekolah yang bisa di bilang sangat besar. Ketika sudah keluar, Lily pun melihat mobil sedan berwarna putih yang telah menunggunya

 "eh aku sudah dijemput, aku pulang duluan ya. Sampai ketemu besok" ucapnya dan  melambaikan tangan ke arah Lyn dan segera masuk ke dalam mobil itu.

"yah sendirian dech"batinku dan mengela nafas panjang

Lyn pun memutuskan untuk menunggu di bawah pohon yang ada di depan sekolah. Disana dia juga melihat anak perempuan yang berdiri sendirian. Lyn pun berjalan kearahnya dan menyapanya

"Hi. Apa kau murid baru" tanya Lyn sopan. Anak itu pun menengok ke arah tempat Lyn berada dan hanya menganggukan kepalanya.

"Btw nama kamu siapa? Namaku Lyn" ucapku sambil mengulurkan tanga kananku padanya

"Namaku Aimei" ucapnya dan membalas uluran tanganku

Selama itu pun kami bercerita banyak hal sampai aku pun di jemput.

"hei apa kamu di jemput" tanyanya dan menunjuk mobil BMW warna putih yang tepat terparkir di depan kami berdiri.

"Ah kau benar. Sudah dulu ya. Sampai jumpa besok" ucapku dan melambaikan tangaku padanyya.
sebelum aku masuk ke dalam mobil, aku pun menegok ke arahnya

"apa kau mau ikut denganku. Sekolah sudah sepi"  tawarku kepadanya.

"Tidak usah. Aku bisa kok naik taxi" tolaknya halus

"rumahmu di daerah mana" tanyaku kepadanya.

"Rumahku ada di Jalan London" ucapnya *nama jalannya ngawur ya*

" Benarkah. Wah kita satu jalan. Ayo kau ikut dengaku saja" ucapku bohong, aku pun berjalan kearahna menarik tangannya dan menyuruhnya masuk kedalam mobilku

"Pak ke Jalan London ya" ucapku kepada supir pribadiku Supirku melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

"Maaf non. Jalan London no berapa ya?" tanyanya sopan

"no 101" ucap Aime
Tak berapa lama pun, mobil di berhentikan tepat di depan rumah yang mewah.

"ini rumahmu" tanyaku kepadanya. Dia pun mengangguk dan turun dari mobilku

"terima kasih" ucapnya padaku dan masuk ke dalam rumahnya.
ketika pandanganku telah jauh, aku pn meminta supirku untuk kembali ke rumah. Karena ini sudah terlalu melelahkan bagiku.
Sesampainya di dalam perkarangan rumah, aku pun turun dari mobilku dan masuk ke dalam rumah.



di dalam rumah pun aku seperti biasa, disambut dengan sopan oleh para nany yang bekerja dirumah. entahlah ada berapa banyak.
"apa L sudah pulang kerumah" tanyaku pada salah satu nany yang ada disana
"Tuan muda L belum pulang non. Katanya nanti sore baru pulang" jawab nany itu
aku punya kakak laki-laki yang bernama "L Derek Arden".  Dia bersekolah di St. George High School. sama seperti St. Elizabeth , St. George juga sangat terkenal di Los Angeles

Setelah mendengar itu, aku menaiki tangga rumahku satu persatu menuju kamar tidur kesayanganku. Aku adalah salah satu penggemar Hello Kitty, jadinya kamarku dan kamar mandiku bernuansa Hello Kitty loh.



Aku merebahkan tubuhku di atas kasur yang sangat nyaman dan mataku menatap langit-langit kamar. Lama kelamaan pun aku terlelap tidur.

***********
Hari-hari kulalui seperti biasa. Hubunganku dengan Aimei pun semakin akrab. Saat istirahat aku pergi menuju kantin dan menemui Aime. Dan yang terjadi dengan Lily? dia pindah ke sekolah lainnya. Hari ini Aime akan berkunjung ke rumahku.  Karna hari ini adalah hari sabtu dan besok pun libur. Entahlah apa yang nanti akan kulakukan di rumah. Sekarang rasanya aku ingin cepat-cepat lulus SMP dan menjadi murid SMA aja.
Pulang sekolah pun aku dan Aime pergi ke rumahku. Ketika aku membawanya ke dalam kamarku, diapun kaget karena semua dekorasi Hello Kitty dan dindingnya berwarna pink dipadukan juga berwarna putih.

"keren" decaknya kagum.

"apa kau ingin menginap disini" tawarku kepadanya.

"aku sih mau. Tapi aku belum izin sama orang tuaku dan aku juga gak membawa baju" ucapnya sedikit kecewa

"tenang saja, nanti aku minta supirku untuk memgantarmu kembali ke rumah dan meminta izin kepada orang tuamu dan mengambilkan pakaianmu" ucapku. Dia pun hanya mengganguk dan aku pun memangil supirku Jon untuk mengantarnya pulang sebentar. Aku tentu saja tidak ikut dan memutuskan untuk tetap di rumah menunggu Aime kembali

"Lyn" terdengar suara seseorang memanggilku. Dan aku duga itu adalah L kakakku. Karna tidak mungkin seorang nany memanggilku begitu. Aku pun keluar dari kamar dan menuju ke lantai bawah.
Dugaanku benar, L memanggilku dan tunggu. Siapa laki-laki yang memakai topi berwarna hitam yang berada di sampingnya? 
"ini temanku bernama Ciel. dia hari ini akan menginap di rumah ini" jelas L kepadaku. Aku pun hanya menganguk

"ya terserah kamu saja" ucapku cuek

"dan satu lagi. Hari ini temanku Aime juga akan menginap disini. Dan ingat jangan menganguku karena aku tidak akan menganggumu" Jelasku kepadanya

"terserah kau saja adik bawel" dan mengelus kepalaku. Aku pun hanya bisa diam. Meski dia kakak yang menyebalkan, tapi aku sayang dia mau bagaimana pun dia tetap kakakku yang paling THE BEST pokoknya. Dan dari sisinya yang menyebalkan itu, dia juga bisa di andalkan sebagai kakak.

"Lyn" panggil aime yang sudah kembali ke rumahku

"oh kau sudah datang. Sini-sini" panggilku, dia hanya menurut dan berjalan kearahku

"ini kakakku L dan lelaki yang ada di sampingnya Ciel" ucapku memperkenalkan mereka satu-satu

"namaku Aime" ucapnya sopan.

"Ciel" "L" ucap mereka bergantian.

Kami berempat pun menaiki tangga bersama-sama. Karena letak kamarku bersebelahan dengan L.

"eh tunggu" ucap L sebelum aku dan Aime masuk ke dalam kamar

"ada apa" tanyaku datar

"iihh. jagan gitu sama kakakmu yang ganteng ini dong" ucapnya PD yang membuatku selalu ingin menonjoknya. Tapi aku menahannya agar tidak terjadi perang dunia ke 2 di rumahku #abaikan

*************************
Sebentar lagi aku sudah kelas 1 SMA. Tapi sayangnya, aku akan sekolah di Luar Negri. Aku akan bersekolah di London dan itu artinya aku harus berpisah dengan keluargaku , dan teman-temanku. Tapi aku janji kok setiap ada kesempatan liburan aku pasti pulang.
Sekarang aku berada di Bandara Internasional yang ada di London. Sekarang aku akan pulang kembali ke Los Angeles. Aku sangat merindukan L. Aku di London tinggal sendirian u,u aku di belikan rumah mewah oleh kedua orang tuaku. Aku tidak diizinkan untuk asrama dan tinggal di rumah kerabat. Maka dari itu aku di belikan rumah.
Dan bulan ini adalah liburan musim panas, Lyn memutuskan untuk kembali kee Los Angeles karena dia merindukan keluarganya dan kakaknya yang sangat bawel itu.
Ketika sampai di bandara Los Angeles. Aku dijemput oleh kakaku L. aku pun langsung berlari menujunya dan memeluknya. L membantuku untuk membawakan barang-barangku. Sekarang L sudah kuliah semester1 di Harvard University. Keren kan? jelas kakakku gitu loh.
L membawaku menuju tempat mobilnya, ketika masuk aku terkejut karena di dalam sana juga sedang ada Ciel

"hai" sapaku canggung

"hai lyn, sudah lama tidak bertemu" ucapnya ramah

"kalian masih berteman" tanyaku

"pastilah. sekarang pun Ciel masuk ke universitas yang sama denganku" jawab L

"mom and dad dimana" tanyaku

"mom lagi ada di Paris. Sedangkan dad ada di Canada" ucap L yang berhasil menghilangkan moodku
Mom bekerja sebagai aktris dan model internasional, sedangkan dadku adalah seorang pengusaha yang mempunyai cabang perusahaan dimana-mana. Dan L pun akan menggantiannya. Maka dari itu L kuliah di jurusan Bisnis untuk membantu dan menggantikan dadnya

"oh" jawabku lesu. Aku pun menyandarkan kepalaku di jendela dan menutup mataku. Tanpa terasa, akhirnya sampai di rumahku. L pun membangunkanku dengan cara yang agak kasar

"ayo bangun adik bawel. Kita sudah sampai" ucap kakaku dan mengoyang-goyangkan tubuhku.
Aku pun dengan berat hati membuka kedua matakuu dan berjalan masuk ke dalaam rumah dengan mata yang masih terpenjam.

"ayo kamu buka pintunya. aku dan Ciel lagi membawakan barang-barangmu yang banyak ini" suruh kakakku. Aku pun mengikuti perintahnya dan membuka pintu utama yang besar

"WELCOME BACK HOME LYN ARDEN" teriak semua orang yang ada di dalam rumah tersebut. Disana di melihat ada sahabat lamanya Aime , Mom, and Dadnya yang sudah berada di rumah

"loh mom dad kok bisa ada di rumah. Bukannya tadi L bilng kalau kalian ada di luar negri" tanya Lyn tak percaya

"ini kejutan honey, jadi kamu gak boleh tau" balas momku dan mencium pipi ku.

"hi Lyn udah lama gak ketemu ya" ujar Aime dan memeluk tubuhku. Aku pun dengan senang hati membalasnya

"tapi Dad and Mom minta maaf. Sebentar lagi kami akan pergi lagi. Mungkin 3 minggu lagi kami akan kembali. Setelah itu dad and mom janji akan di rumah sampai kamu kembali ke London." ucap dad

"aku kan libur 1 bulan dad. masa aku hanya 1 minggu saja di temani kalian" ujarku sedih
L pun merangkulku

"jagan sedih. Jugaan mom dan dad melakukan ini semua demi kita berdua" ujar L mencoba untuk menghibur Lyn

"ia. kamu boleh membawa Aime dan Ciel tinggal di rumah kita 1bulan agar kalian berdua tidak kesepian" ucap dad
L pun mencubit pelan hidung Lyn

"ayo tersenyum"pintanya. Lyn pun berusaha tersenyum

"nah gitu dong" "aku di rumah lebih kesepian. tidak ada mom , dad, dan juga adik yang bawel. Kenapa kamu harus memilih sekolah di London sih" tanya L sedih

"Jika kakak kesepian, aku mau kok pindah kesini dan menemani kakak" ucapku dan memeluk tubuh L

"boleh kan , mom, dad" tanyaku. Mom dan Dad pun hanya menganguk kepala

"oh ya waktunya kami kembali lagi. Bye sayang" ucap Mom dan Dad. Mereka berdua pun menciumi pipi anak-anak mereka dan berpamitan pergi
Lyn , Aime pun menuju kamar Lyn untuk beristirahat.

"Lyn" panggil L sebelum mereka berdua masuk ke dalam kamar

"kita kan sudah libur. Bagaimana kalau kalian berdua ikut kami ke Villa" tanya L
 aku pun berfikir sejenak "ayo ikut aja. pasti seru" ujar Aime dengan girang

"hhmm.. baiklah. Tapi jagan macam-macam" ancamku

"ya sudah. Besok kita ke villa naik mobil sama-sama. Kita di villa mungkin selama 1 minggu. Jadi persiapkan dari sekarang"
setelah itu pun aku dan Aimei masuk ke dalam kamar dan duduk di atas kasur

"yah lyn kayaknya aku gak bisa ikut dech. Soalnya aku hanya membawa baju untuk besok" ucapku.

"aku antar dech sekarang" ucapku dan bangkit dari dudukku. Aime hanya mengikutiku dari belakang.
aku pun menyambar kunci mobil dan menggunakannya untuk mengantar Aime kembali lagi. Haha aku sudah bisa menyetir mobil sejak aku kelas 1 SMP. Aku merengek kepada dadku untuk mengajarinya.

-Dikamar L-
"L" terdengar suara Ciel yang memangil temannya dan duduk di atas kasur milik L

"apa" tanya L dan ikut duduk di atas kasurnya

"adikmu tambah manis ya"tanyanya sambil senyum-senyum sendiri

''hahaha. Kau suka dengan adikku ya" goda L

"mungkin bisa dibilang ia" sahut Ciel malu-malu

"hahaha. kau tau. adikku belum pernah pacaran sampai sekarang. dan dia itu tomboy. Tapi entah sekarang. yang kulihat sekarang ia lebih feminim dari yang dulu" ucap L 

"Hah.. bearkah" ucap Ciel kaget

"tapi sepertinya adikmu cuek sama cowok ya. kalau sama temannya dia bersikap biasa" ucap Ciel sedih

"kalau kamu lebih kenal dengan adikku, kau pasti tau sifat aslinya"

"hhmm.. bagaimana caranya aku mendekati adikmu ya" tanyanya dan berfikir. L pun juga ikut-ikutan berfikir. Tak lama ide pun muncul di otaknya

"besok kan kita pergi ke villa. Nah aku berencana agar membawa mobil kami masing-masing agar tidak perlu menggunakan sopir"

"terus ide kamu apa?. kamu nanti paling-paling bawa mobil BMW"

itu bukan mobilku Bodoh. Mobilku dan mobil Lyn sama. cuman warna , model , saja yang beda. Tapi mereknya sama"

"mobil apa emangnya"
"mobil ferrari. Kan hanya untuk 2 orang. Jadinya aku sama temannya Lyn. Kamu sama Lyn" ucap L memberikan idenya

"tapi dulu kamu pernah bercerita jika adikmu sudah sangat mahir membawa mobil meskipun dia masih SMP"

"tenang saja, besok aku punya rencana dech. Kamu tinggal nurut aajaa"

"hhmm.. apa kau tertarik dengan temannya lyn" tanya Ciel

"Tidak" jawab L cepat

"aku kan tertarik dengan Lady. Jadi aku gak mungkin tertarik dengannya" bantah L
Ciel hanya membentuk mulutnya hingga berbentuk O

********************\
Besoknya pun tiba. Aku , L , Ciel , Aime sedang bersiap-siap di bawah. kami membawa 2 mobil. Yang satu mobilku dan yang satunya lagi mobil L.Mobilku berwarna Merah pekat dan Mobil L berwarna merah putih.



"heh anak SMA yang belum memiliki SIM dilarang mengemudikan mobil" ucapnya sinis

"aku kan sudah mahir mengendarainya. kau sudah tau itu bukan"

"POLISI" ucapnya dengan nada yang di tekan

"terus gimana. Bawa supir dong" tanyaku

"Temanmu sama aku saja. Sedangkan Ciel denganmu naik mobilmu. Nyuruh dia yang menyetir" ucapnya
aku pun hanya mengalah dan kuberikan kunci mobilku ke Ciel. "Bye Aime. Sampai ketemu di villa nanti" ucapku dan masuk kedalam mobil mengikuti Ciel.
-----------------------------------
-HENING- itulah suasana yang tergambarkan di dalam mobil. Karena merasa bosan, Lyn mengeluarkan I-Phone dari dalam saku celananya memasang headsetnya menikmati alunan lagu. Sedangkan Ciel hanya fokus mengemudi

"bosan" tiba-tiba Lyn menggerutu.

"kamu nyetir mobil lama ah. Liat L sudah di depan dari tadi" ucap Lyn

"Ciel" panggil Lyn

"apa" sahut Ciel yang masih fokus menyetir dan tidak menoleh ke arah Lyn

"kamu gak suka ya sama aku. Kenapa dari tadi kamu diam saja sih. Boring tau. Kalau tau gini aku mending ikut sama L aja dech u,u" ucap Lyn

"aku suka kamu bodoh. Justru karna suka aku gak tau mau ngomong apa" batin Ciel

"Ciel. Ini udah 4 jam loh kamu nyetir. apa kau gak capek" tanya Lyn perhatian. Emang dari rumah L dan Lyn menuju villa di butuhkan waktu 6 jam untuk kesana. Karena letaknya yang jauh.

"gak papa. Masa aku mau nyuruh kamu yang nyetir" ucap Ciel

"kamu tepikan mobilnya aja ya. Biar aku yang ngelanjutin sisanya. Kamu istirahat dulu ya" ucap Lyn

"tapi aku juga gak mau kamu capek" balasnnya

"udah gak papa kok. Ntar kalau aku capek, aku pasti bilang kamu kok" ucap Lyn meyakinkan

"janji" tanya Ciel. Lyn pun hanya membalas dengan anggukan.
Ciel pun menepikan mobilnya sebentar dan digantikan dengan Lyn. Sekarang Lyn pun menggendarai mobil dengan kecepatan tinggi untuk menyusul kakaknya.

"pelan-pelan dong" pinta Ciel "aku mual" ucapnya lagi
Lyn pun segera menurunkan kecepatan mobilnya dan menjalankan dengan normal

"apa kau di London sudah memiliki kekasih" tanya Ciel penasaran dan memastikan ucapan L

"belum" ucap Lyn dengan tetap fokus menyetir.

"why" tanya Ciel

"tidak ada. karna seorang yang kusukai ada di Los Angeles. Bukan di London" ucap Lyn dan tertawa

"siapa" tanya Ciel penasaran

"ada dech" ucap Lyn dan menjulurkan lidahnya ke arah Ciel

"aku hanya bercanda. aku tidak suka dengan seseorang" ucap Lyn jujur dan kembali fokus ke jalanan

"siapa ya yang disukai Lyn" batin Ciel penasaran. Karena berpikir keras, tanpa sadar Ciel terelap tidur dan menikmati alam mimpinya yang indah

**************

"Ciel" panggil Lyn. Tapi Ciel masih tetap tertidur.
Lyn pun turun dari mobilnya dan menuju pintu di samping Ciel. Dia membuka pintu dan mengoyangkan tubuh Ciel
"ayo bangun. kita sudah sampai" ucap Lyn lagi. Tapi Ciel belum bangun-bangun juga.

"Lyn" igau Ciel "Lyn. apa kau sudah punya pacar" Igau Ciel lagi

"kenapa dia mengigau seperti itu" batinnya.

"kenapa emangnya" tanya Lyn dengan iseng. Karena dia pernah diceritakan oleh seorang nany di rumahnya jika ada orang mengigau, kita bisa menanyakan apa yang di igaunya dan dia akan menjawab dengan jujur

"karena aku suka kamu" igau Ciel lagi yang serasa menjawab pertanyaannya
ketika mendengar jawaban dari Ciel, Lyn menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya tidak percaya. karenaa orang yang selama ini disukanya juga menyukainnya.

"ada apa" tanya L yang tiba-tiba datang dari belakang Lyn

"tak ada" jawabnya singkat dan mencoba menutupi mukanya yang mungkin saat ini sudah memerah

"lalu, kenapa mukamu seperti kepiting rebus" tanya Aime yang juga datang di belakang L dan menyadari perubahan muka Lyn

"ah ia bner juga. Hi Ciel apa yang kau lakukan kepada adikku" tanya L gak terima dan menguncang-guncangkan tubuh Ciel. Tapi ocehan L gak di perdulikan sama Ciel karena Ciel masih terlelap dengan mimpi indahnya

"ah ternyata dia tidur" desah L yang baru sadar

"atau kamu suka ya sama Ciel" sambar Aime

"hah?" tanya Lyn yang seperti orang bodoh

"kamu melihat mukanya yang sedang tidur itu kan. Sampai-sampai mukamu seperti kepiting rebus gitu" goda Aime lagi. Seketika itu juga, Aime berhasil membuat wajah Lyn lebih merah lagi

"eh muka adikku tambah merah" ledek L

"ish apaan sih kak" jengkel Lyn dan mencubit pelan lengan kakaknya lalu berjalan memasuki Villa keluarga mereka. Tak lama Lyn melihat Ciel mengikutinya dari belakang dan duduk di sofa yang berada di ruang tamu. Lyn memutuskan untuk duduk di hadapan Ciel

"aahh capeknya" gunam Lyn dan bersandar di sofa sambil merengangkan otot-ototnya

"ish kamu di mobil enak-enak di bilang capek.. aku yang lebih lama menyetir pun gak mengeluh seperti kamu" sindir Ciel

"kamu juga sudah tidur kan sehabis aku gantikan? sampai akhirnya kamu tidur gak bisa bangun-bagun" protes Lyn yang tak terima

"ia sih. cuman kan aku lebih lama menyetir di bandingin kamu"

"udahan lah bertengkarnya. capek aku mau tidur" ucap Lyn dan beranjak dari duduknya, tapi dengan cepat Ciel menahan tangan Lyn

"apaan sih" ujar Lyn dingin dan berhenti berjalan

"duduk dulu dong. aku kan mau ngobrol bareng kamu" ucap Ciel memohon dan memasang wajah pupy facenya. karna Lyn tidak tega melihat, akhrnya dia mengalah dan kembali duduk. Sedangkan Aime dan L yang melihat itu hanya bisa tersenyum senyum sendiri.

"dari pada kita liatin mereka, bagaimana kalau kita duduk di pinggir kolam yang ada di halaman belakang" ajak L dan berjalan duluan ke halaman belakang. Aime pun hanya mengekor di belakang L.

"apa yang ingin kau bicarakan" tanya Lyn yang udah mulai bosen, karena dari tadi Ciel belum juga memulai pembicaraan

"ini yang tadi di mobil itu. Aku ingin tanya apa kamu udah punya pacar" tanya Ciel malu-malu

"belum" jawab Lyn tersenyum "kenapa" tanya Lyn lagi

"cowok yang kamu suka" tanya Ciel dan menghiraukan pertanyaan Lyn

"oh itu. Tidak ada kok"ucap Lyn berbohong, tapi arah mata Lyn lagsung melihat bola mata L dalam-dalam.

ah yang aku suka itu kamu bodoh. kenapa ga nyadar sih" maki Lyn dalam hati

"kalau kamu suka sama siapa" Lyn bergantian bertanya pada Ciel

"mau tau aja. kamu sendiri pelit" jawab Ciel

"ywda kalau gitu ciri-cirinya" balas Lyn yang pantang menyerah bertanya

"dia itu cerewet , bandel , manja , cantik'' ucap  Ciel dan memandang lekat-lekat mata Lyn. Lyn pun merasa gugup akan tatapan mata Ciel itu dan dia pun berfikir untuk mengganti topik pembicaraan

"bagaimana kuliahmu" tanya Lyn berusaaha mengganti topik pembicaraan , Ciel pun mendesah nafas panjang
"dia mengganti topik pembicaraan" batin Ciel.
"baik" jwab Ciel singkat.

"hey guys , bagaimana nanti malam kita nonton kembang api? pasti asyik" ajak L yang baru tiba di ruang tamu sehabis dari taman belakang

"kedengarannya asyik" ucap Lyn antusias karena Lyn menyukai kembang api.

"yauda kalian siap-siap aja ya. Ak dan Ciel kembali ke kamar" ucap L dan menarik tangan Ciel paksa dan masuk kedalam kamar

"ish apaan sih kau narik-narik" ucap Ciel ketus.

"ini kesempatan yang bagus untuk nembak adikku" saran L

"gak ah. orang dia suka sama orang lain kok" tolak Ciel

"hey bodoh" ucap L kesal dan memukul pelan kepala Ciel dengan bantal

"aku tau kalau adikku suka sama kamu" ucap L

"apa kau yakin" tanya Ciel yang masih tidak percaya akan ucapan L

"aku yakin. karena aku adalah kakak Lyn jadi aku tau semua sifat-sifatnya"

"thx bro. nanti malam aku akan nembak adikmu" ucap Ciel yang telah percaya diri kembali. L hanya membalasnya  dengan senyuman yang singkat

"ah adikku yang manis akan diambil deh" batin L kecewa

@@@@@@@ Malamnya @@@@@

sesuai dengan ajakan L, mereka semua pergi melihat kembang api. Dan tentu saja L telah membuat rencana. L dan Aime akan memisahkan diri dari Ciel dan Lyn.
Ciel mengajak Lyn ke laut tempat menyaksikan kembang api. Ciel membawa Lyn jauh dari para kerumunan yang menunggu kembang api. disana , Lyn bisa melihat batu yang besar di pinggir pantai menuju arah laut. Ciel membantu Lyn untuk naik ke batu itu. setelah sampai ke ujung batu, barulah kembang api mulai "DDDUUAARR..." suara kembang api pun terdengar "WOW ini sungguh keren" decak Lyn kagum. "bagaimana kau tau tempat ini" tanya Lyn penasaran "entalah" sahut Ciel. Mereka berdua menikmati kembang api dan suaranya yang bisa di bilang berisik. Setelah agak lama, kembang api pun telah selesai. Lyn pun mengajak Ciel untuk kembali ke villa

"Ciel ayo pulang. kembang api telah selesai" ajak Lyn.

"ada yang ingin kubicarakan denganmu" ucap Ciel dan mendekat ke arah Lyn. Ciel mengemgam kedua tangan Lyn yang berhasil membuat jantungnya berdetak lebih kencang

"Lyn aku suka sama kamu. Sejak pertemuan pertama kita di rumahmu. Kamu mau gak jadi pacarku" ucap Ciel dan memandang tepat ke arah bola mata Lyn
setelah cukup lama menunggu jawaban dari Lyn, akhirnya Lyn berhasil mengucapkan 1 kata yang berhasil membuat Ciel terseyum senang

"ia" terima Lyn dengan malu-malu. mendengar itu Ciel langsung memeluk Lyn dan mencium keningnya dengan sayang. Ciel tidak menyangka jika Lyn menerimanya menjadi kekasih hatinya.
kedua tangan Ciel memegang pinggal Lyn dankembali mencium kedua pipinya. Dan hari ini adalah hari yang paling tidak bisa dilupakan bagi kedua pasangan yang tengah berbahagia ini
 
Ini yang namanya Aime


 Ini yang namanya Lyn Arden

Sabtu, 16 Februari 2013

ITS CALLED A TRUE LOVE

Suatu hari di sebuah club di hotel sekitar pukul 1 malam, music2 party yang dimainkan oleh Dj menghipnotis puluhan telinga pengunjung baik cewek maupun cowok. 2 orang cewek memapah keluar seorang teman ceweknya yang mabuknya sudah gak bisa tertolong karna meminum minuman alcohol, dan seorang cowok yang juga teman ke3 gadis itu menjadi pengarah menuju kamar gadis yang dipapah itu. “ Hei Becky, kamarmu nomor 306 kah?”

“ Yes, you’re right Charlie..” ucap Becky. Merekapun segera membuka pintu dan meletakkan tubuh Becky ke ranjang.

“ Bye Beck..”

“ C ya...” tambah gadis yang 1 nya. “ Ayo keluar Charlie..” Mereka ber3pun ninggalin Becky terlelap dalam kegelapan kamar.

Keesokan harinya...................................... Becky yang semalam hanya mengenakan tank top dan rok mini nya yang super pendek dan minim banget itu menggeliat dan hampir tersadar. “ Tangan siapa ini? Roy sudah kembali?” ucapnya sendiri dan menengok kebelakang. “ Aaaaaaaaaaaaa.....” menjerit histeris.

“ What?? Earthquake?” tanya seorang cowok dengan dada telanjang.

“ Who the hell are you? Kenapa kau ada dikamarku??” tanya Becky.

“ This is my room, young lady. Kenapa kau bisa ada dikamarku? Tapi tak apa, aku menerima gadis cantik sepertimu.” Ucapnya sambil mendekatkan wajahnya ke Becky.

“ What??” Becky langsung menampar lelaki itu dan turun dari ranjang lalu memelototinya sambil berkacak pinggang. “ Sebaiknya kau keluar!”

“ I’ll show you something.” Kata lelaki itu sambil membuka pintu kamarnya. “ See... 306... Ini kamarku.”

“ Apa, bagaimana bisa salah..” ucap Becky lirih.

“ Bertie? God. You cheathing on me..” teriak seorang gadis dan .............

Plaaaaaaaaaaak!!! Suara tamparan mengikuti dari belakang, dan pipi lelaki itu langsung merah. Dan gadis itu pergi sambil berurai air mata.

“ Aku memang sudah muak dengan dia.”

“ Hahh? Kau bisa jelaskan padanya kalau kita itu tidak ada hubungan apa2.”

“ Semua orang juga tak akan pernah percaya itu. Lihat keadaan kita sekarang?”

“ But its real, right?” tanya Becky ragu.

“ We’re both drunk. And I dont know.”

“ Tapi pakaianku masih lengkap..” teriak Becky.

“ Becky??”

“ R-r-roy.....”

“ Itu benar kau??”

“ Roy, ini bukan seperti yang kau pikirkan.... A-a-aku....”

“ I know.” Roy-pun pergi.

“ Roy!!!!!!!!!!!!” langsung mengejar Roy dan berhasil menahan tangannya. “ Roy, honey, please.. Let me explain this.”

“ Aku sudah tahu. Kau sudah bosan denganku? Jadi kau berpaling dariku?”

“ No.. It was a mistake.. Semalam aku mabuk berat dan Charlie, Rose, Sarah mengantarku kekamar, tapi salah kamar.... Dan aku tidak melakukan apa2 dengannya. I swear!!!” ucapnya jujur.

“ I dont know Beck.. I dont know..”

“ Roy.. Please, believe me...” pinta Becky.

“ Hei, Rebecka Duffield.” Becky dan Roypun melongok ke arah Bertie lelaki yang tadi. “ Kau melupakan ini..” ucapnya sambil memamerkan tas, heels dan bra berwarna merah.

“ What? Itu bukan punyaku Roy. Aku tak suka warna merah menyala seperti itu...” menjelaskannya pada Roy dan Roy berlenggak pergi. “ Kau... Aku masih memakai punyaku. Kau...”

“ Im so sorry....”

“ Kau tak terlihat menyesal...” ucap Becky. Sambil mengambil tas dan heelsnya. Lau pergi ninggalin tu cowok. “ Roy.. Please, pick up the phone...” ucapnya lirih sambil menempelkan HAPE nya ditelinga berharap Roy mengangkat. “ Semua ini gara2 dia. Siapa dia......? Hassssssssssshhhh!!” berjalan meninggalkan hotel setelah check out. Tiba2 hape nya berbunyi.



ONTHEPHONE

Sarah = Hai Beck!!

Becky = Sialan kau. Aku kira kau Roy.

Sarah = Haha, gotcha... Kau dimana?

Becky = Masih dihotel tapi dalam perjalanan pulang.

Sarah = Ada apa dengan nada bicaramu, huh?

Becky = Roy.... Semuanya terjadi gara2 lelaki gila itu, Sarah!! Ahhhhh...

Sarah = Lelaki siapa?

Becky = Bagaimana bisa kau mengantarkanku kekamar yang salah? Kamarku 309.

Sarah = Tapi saat Charlie bertanya 306, kau menjawab iya.

Becky = Aku mabuk Sarah.

Sarah = Begitu juga dengan kami.

Becky = Aku sangat mencintai Roy.

Sarah = Bagaimana kalau kita bertemu.

Becky = 19 cafe.

Sarah = 15 menit lagi aku sampai. C ya!

PHONEOFF

10 menit kemudian, Becky sudah duduk manis dikursi, dan masih menunggu kedatangan Sarah. 8 menit kemudian Sarah muncul. “ Kau terlambat 3 menit Miss Darling.”

“ Macet.”

“ Alasan yang masuk akal.”

“ So, siapa lelaki itu?” tanya Sarah to the point.

“ I dont know.. Aku dan dia tidur bersama. 1 ranjang. Apa kau gila itu? Dan Roy salah paham.... Ahhhhh...! Aku bisa gila.”

“ Apa lelaki itu tampan?”

“ Sarah, come on!!!!!!!! Im serious.” Ucap Becky melotot.

“ Go tell Roy, then.”

“ Sudah. Tapi .... Dia makin tak percaya. Help me..” memohon.

“ Menolongmu dengan cara bagaimana Beck?”

“ Im doom!!! No boyfriend, no money, no love, no hope and no job..”

“ Bicara tentang pekerjaan. Kau diterima oleh salah 1 perusahaan, lamaran untuk menjadi sekertarismu diterima.” Ucap Sarah.

“ Benarkah??”

“ Yeah.. Ini surat pemberitahuannya. Dan besok kau sudah bisa bekerja.”

“ Oh God...” langsung membaca surat tersebut tak percaya. “ G Company?”

“ Itu adalah salah 1 perusahan terkenal dan tersukses di London Becky. Selamat .. And FYI, direkturnya masih muda. Dan gosipnya dia sangat tampan...”

“ Besok aku akan membuktikannya.” Ucap Becky.

“ Kenapa kau harus susah2 mencari pekerjaan sampai disini? Pulanglah ke orang tuamu Beck. Dan lanjutkan kuliahmu.”

“ Aku hanya ingin membuktikan pada mereka kalau aku bisa hidup sendiri tanpa uang mereka.”

“ Beck, you’re 19. Kau takkan bisa hidup sendiri tanpa orang tuamu.”

“ Come on Sarah. Apa kau gila, aku tiba2 pulang dengan tangan kosong. Mereka akan menertawakanku nanti.”

“ Iya – iya. Tapi setidaknya kau tamatkan kuliahmu dulu.”

“ Itu gampang. Nanti aku akan menyelesaikannya. Sekarang ayo ke apartmentmu. Aku sudah tak punya uang lagi untuk menginap dihotel.” Pinta Becky.

“ Kau ini..” menjitak kepala Becky.

Rebecka Duffield adalah seorang gadis America yang kabur dari negaranya karna ingin membuktikan pada orang tuanya bahwa dia adalah seorang gadis yang dewasa dan mandiri, dan karna Roy Arvatz adalah satu2nya alasan mengapa dirinya pindah ke London. Orang tuanya menentang Becky berhubungan dengan Roy, entah karna alasan apa. Becky yang sangat mencintai Roy-pun menentang semua perkataan orang tuanya dan secara diam2 terbang ke London. Sekarang dia sudah 1 bulan ada di London tanpa memberitahukan keadaannya pada ke2 orang tuanya. Sarah Darling adalah teman Becky saat masih SMA, dan sekarang mereka sudah menjadi sahabat, Sarah adalah mahasiswa di London University dan sekarang dia sudah di semester akhir. Sarah mempunya sahabat yang kini juga menjadi sahabat Becky, yaitu Alice Harding dan kekasihnya Charlie McCarthy. Charlie adalah seorang fotografer yang cukup profesional, terkenal dan handal, yang kini berusia 23 taun, dan Alice seorang model dan calon sarjana Sastra berusia 20 taun. Mereka berdua sudah berpacaran selama 2 tahun, dan mereka kenal 1 sama lain karna pekerjaan mereka.. Roy Arvatz adalah seorang pemuda yang tampan, cuek tapi penyayang dan setia, dan sangat digilai oleh perempuan2 yang melihatnya, dia adalah lulusan sarjana Arsitek. Dan kini dia sudah bekerja dengan salah 1 perusahaan yang terkenal dan tersukses di negaranya. Dan kini dia hanyalah masa lalu Becky..

Keesokan harinya sekitar pukul 7 pagi, Sarah dengan susah payah membangunkan Becky yang masih terlelap di kamar. “ Becky bangun. Ini sudah jam 7. Kau bisa terlambat. Ini hari pertamamu menjadi seorang sekertaris Beck.. Come on!!”

“ Im up.. Im up!!” ucap Becky malas dan langsung kekamar mandi. “Bye Sarah...” teriaknya setelah 30 menit dikamar. Langsung mencegat taxi dan meluncur ke G Company. Setelah sampai didepan gedung kantornya yang sangat tinngi nan megah, Becky menyunggingkan senyuman bangga dan masuk dengan wajah sumringah dan segar lalu seorang wanita sekitar berumur 22 tahunnan memanggilnya.

“ Miss Duffield?”

“ Yeah, thats me.”

“ Direktur sudah menunggumu di ruangannya, silahkan ikuti aku.” Ucap perempuan itu dan merekapun memasuki lift. “ Marie Sanchez.”

“ Rebecka Duffield.” Ucap Becky sambil tersenyum. Pintu lift terbuka dan Marie memperkenalkan seluruh karyawan2 yang ada diruangan itu. Lalu masuk kesebuah ruangan yang luas dan mewah.

“ Mr. Gilbert , Miss Duffield sudah ada disini.”

“ Thank you, Marie, kau bisa meninggalkan tempat ini.” Sambil tetap berdiri membelakangi Marie dan Becky. Dan saat Marie menutup pintu, Becky langsung kaget karna melihat wajah directur. “ So, we meet again.”

“ Kau? What?”

“ Betapa berjodohnya kita, Becky..” ucapnya sambil berjalan mendekati Becky.

“ Aku mengundurkan diri.”

“ No, you cant. Apa kau bisa membayar 1 milyar saat ini juga? Dengan alasan kau membuang waktuku.”

“ What?” kaget + bingung.

“ Harusnya kau bersyukur karna aku sudah menerimamu menjadi sekertaris pribadiku selamanya, Becky. Kau tau berapa ratus gadis yang mengantri ingin menjadi sekertarisku?” sambil berjalan ke mejanya lagi.

“ Tidak tertarik. Kau hanya menjual tampangmu untuk bisa meniduri mereka semua, lalu kau memecatnya. Bos macam apa itu?”

“ Ini pekerjaanmu..” lalu meninggalkan Becky sendirian disana tanpa menjawab omelan Becky.

“ What the hell.........”

3 jam berlalu dan pekerjaannya belum selesai, Bertie sedang ada meeting dan tak mengajaknya, dan 1 jam kemudian sekitar pukul 11:56 siang, Bertie masuk keruangannya lalu memandang Becky dan Beckypun langsung memelototinya. Bertie hanya tersenyum, lalu meletakkan tasnya di meja, dan menghampiri Becky.

“ Apa?” tanyanya, tanpa menjawab Becky, Bertie langsung menarik tangan Becky dan keluar ruangan. “ Lepaskan aku..!” pinta Becky karna merasa tak enak dengan karyawan2 yang lain yang memandangi mereka. Dan sampai didalam lift, Bertie melepaskan tangan Becky. “ Apa kau gila? Pekerjaanku belum selesai.”

“ Kau butuh istirahat, kita akan makan siang. Ok?” ucap Bertie manis.

DALAM HATI BECKY.

Hahh? Makan siang? Tapi bukan seperti itu caranya. Semua orang yang tadi melihat pasti bingung. Bertie Gilbert, kau aneh. Tapi tadi dia manis sekali?

“ Kenapa?” tanya Bertie sambil menghadap ke Becky , dan Becky-pun tersadar dan gugup, Bertie-pun semakin membuatnya gugup dengan membuat Becky berjalan mundur sampai benar2 terpojok disana, Becky bisa merasakan nafas hangat dan mencium parfum Bertie. “ kemarin kita belum menyelesaikan permainan kitakan?”

“ Permainan apa?” tanya Becky bingung dan dengan berani dia mendorong tubuh Bertie yang sangat kereeeeeeeeeen itu. Tapi Bertie berhasil meraih pinggang Becky dan langsung memojokkannya lagi. “ Im you secertary. And you’re my boss. Please, bertingakahlah seperti atasan dan bawahan. Atau aku akan menamparmu seperti kemarin.” Ancam Becky.

“ I like you.” Melepaskan tangannya dari tubuh Becky sambil tersenyum, dan pintu liftpun terbuka.

Mobil hitam yang sangat mahal sudah disiapkan didepan, Bertie membukakan pintu untuk Becky. Becky-pun dengan canggung masuk kedalam dan saat Bertie memasuki mobil, Becky tak brani menatap ataupun meliriknya. Tiba2 wajah Bertie sudah sangat amat dekat dengan Becky. “ Pakai ini jangan lupa.” Ucapnya sambil memasangkan seatbelt ke Becky. Becky yang sudah GR dan salah sangka itu hanya memonyongkan bibirnya dan pipinya memerah, Bertie hanya tersenyum geli. Sudah sekitar 35 menitan mereka mengendarai mobil dan sudah melewati berbagai macam restoran namun mobil itu masih tetap melaju. “ Sebenarnya kita mau makan dimana? Sudah setengah jam, dan kurang 10 menit lagi istirahat selesai, aku tak mau terlambat kembali kekantor.”

“ Why? Kau tak ingat siapa yang mengajakmu keluar?”

“ Kau, Bertie Gilbert sang pemilik perusahaan.” Jawabnya. “ Tapi ini hari pertamaku, dan aku tak mau orang2 disana menilaiku yang tidak2, kau tahu..”

“ Maksudmu menilaimu karna kau kekasih bos?”

“ What? Aku bukan kekasihmu, dan aku takkan sudi menjadi kekasihmu. Kau tahu, gara2 kau. Roy meninggalkanku. Dasar!!!!” marah2.

“ Dan apa kau tak ingat, wanita kemarin? Wendy Smith, namanya. Dia memutuskanku karna kau. Dan dia adalah wanita yang sangat sexy yang pernah aku dapatkan. Bukan berarti kau tak sexy. Kau hanya terlalu kecil.”

“ Apa??” menaikkan nadanya. “ Apa yang kau harapkan dariku? Aku hanyalah mahasiswa berumur 19 tahun, dan kau samakan aku dengan wanita tua yang kau anggap sexy itu? Keterlaluan.....”

“ 19 tahun? Kau semuda itukah?”

“ Kenapa? Kau akan memecatku? Aku harap begitu..”

“ Tentu saja tidak.” Jawab Bertie sambil menghentikan mobilnya dan turun.

“ Aku pasti akan lama terjebak di permainannya ini.” Melepas seatbeltnya dan turun. Merekapun masuk ke restoran itu. Saat masuk Becky berharap restoran itu sangat ramai, namun harapannya tak terkabul. Restoran itu sangat sepi, mewah namun seperti berhantu. “ Kenapa sepertinyaa Cuma kau dan aku saja yang makan disini?”

“ We’re special.” Jawab Bertie sambil berjalan ke meja yang menghadap dinding kaca dan didepannya terpampang rerumputan hijau yang ditanami berbagai macam bunga, dan tak jauh dari sana ada danau, dan ada beberapa pengunjung resto.

“ Kenapa kita tak makan disana?” tanya Becky sambil duduk.

“ Apa kau tak mau makan dengan tenang dan hanya memandangiku saja?” tanya Bertie dan sontak membuat Becky kaget.

“ Untuk apa aku harus memandangimu? Menurutmu apa kau ini tampan?”

“ Jawabannya 100% iya.”

“ Bagiku tidak.”

“ Ya, karna kau masih terbayang wajah mantan kekasihmu itu. Yang tak mempercayaimu.”

“ Tega sekali kau mengatakan itu didepanku.” Ucap Becky sambil berdiri. “ Aku mau pulang.” Berlenggak pergi namun tangan kecil Becky berhasil diraihnya dan langsung mencium bibir Becky. Becky melotot kaget dan menolak perlakuan Bertie. Bertie-pun langsung menghentikan tingkahnya dan memandang wajah Becky yang kelihatannya sangat marah. “ Dengar Mr. Gilbert, tak seharusnya kau memperlakukan aku seperti ini meskipun aku hanyalah bawahanmu. Tapi aku perempuan, dan aku bukan perempuan murahan. Kau tahu?”

“ Aku tahu kau akan bereaksi seperti ini.”

“ What?”

“ Sit down.” Suruhnya dengan wajah serius. Dan Beckypun menurut. Lalu merekapun makan dan 20 menit setelah selesai makan mereka pulang kekantor, dan sekitar pukul 2 siang mereka sampai. Becky berjalan mendahului Bertie saat keluar dari lift. Tiba2 handphone nya berbunyi.



ONTHEPHONE

Sarah = Hai beck. Bagaimana?

Becky = Apanya?

Sarah = The boss.

Becky = Kau tahu, aku ingin berhenti dari pekerjaan ini.

Sarah = Why?

Becky = Bertie Gilbert adalah lelaki yang membuat maslah kemarin, dan dia adalah pemilik perusahaan ini. Itu masalahnya Sarah.

Sarah = What??

Becky = Dan dia menciumku tadi direstoran. Dia benar2 kurang ajar.

Sarah = He kiss you? Mungkin dia menyukaimu.

Becky = Jangan bercanda. Dia tipe yang hanya memandang wanita sebagai boneka. Aku harus menyelesaikan ini dulu. Bye.

PHONEOFF

5 menit setelah Becky mematikan telvon dari Sarah, tiba2 Marie datang. “ Miss Duffield, semua orang menunggumu di ruang rapat.”

“ Rapat apa?”

“ Sebaiknya kau bersiap saja dan ikuti aku.” Ucap Marie. Dan Beckypun menuruti perkataan Marie dan sampailah diruangan rapat. Disana sudah ada 9 orang yang duduk termasuk Bertie. Dengan malas Becky duduk disebelah Marie, dan merekapun langsung membahas sesuatu. Becky diberi pertanyaan, dan jawaban Becky membuat semua ornag puas, dan rapat itupun selesai. Sekitar pukul 5 sore, Becky masih sibuk dengan pekerjaannya.

“ What?” tanya Bertie saat Becky berada dihadapan mejanya.

“ Tanda tangani ini semua.” Ucapnya tanpa menatap wajah Bertie.

“ Ok.” Mengambil bolpoint dan mulai menandatangani berkas2 itu. “ Kau hebat tadi. Dan besok jam 5 kau ikut aku untuk mempresentasikannya dengan para pendukung perusahaan kita. Aku harap kau lebih amazing dari pada rapat tadi.”

“ Kenapa harus aku?”

“ Kau yang mencetuskan ide itu. Dan cocok dengan gaya mu.”

“ Terserah..” mengambil kembali berkas2 itu dan keluar dari ruangan.

“ Miss Duff...”

“ Panggil saja Becky.” Menyela.

“ Ouh. Ok.”

“ Ada apa?” tanya Becky.

“ Ini berkas yang siang tadi kau minta.”

“ Thanks Angel.” Menerimanya dengan enggan dan kembali masuk keruangannya sambil membawa setumpuk pekerjaan lagi. Detik demi detik, menit demi menit, dan jam demi jam terlewati hingga pukul 8 malam tepat Becky masih sibuk bermain mata dengan berkas2 yang tadi Angel berikan. Dan tanpa sepengetahuan Becky ternyata Bertie masih ada didalam sana. “ Aku ini sekertaris, bukan pembantunya yang harus mengerjakan ini semua. Atasan macam apa itu?” mengeluh. “ Aku bisa cepat tua kalau seperti ini......” mengacak2 rambutnya. Tiba2 handphonenya berbunyi.



ONTHEPHONE

Alice = where are you?

Becky = Im still working.

Alice = Jam segini?

Becky = Sebentar lagi selesai. Ada apa?

Alice = Kami semua sudah ada di apartment Sarah menunggumu..

Becky = Aku tak tahu aku pulang kesana atau tidak. Mungkin aku akan tidur disini. Aku terlalu lelah untuk menunggu taxi, Alice.

Alice = kau bicara seperti pekerja ROMUSA di Indonesia. Baiklah kalau begitu, kue perayaanmu ada dikulkas. Aku dan Charlie pulang sajalah. Bye! Semangat!!

Becky = Thanks Alice. Im sorry.

PHONEOFF

“ Ahhhhhhh. Ini semua gara2 pekerjaan ini. Apa kau yakin Becky. Kau akan tidur disini?” bertanya pada dirinya sendiri.

“ Aku takkan pernah membiarkan anak buahku menginap di kantor meski hanya 1 malam.”

“ K-k-ka-kau..? Kau masih ada disini? Sejak kapan?”

“ Sejak keluhanmu yang pertama.”

“ Hasssh... Terserah kau mendengar semua atau tidak. Aku tak peduli.” Ucap Becky. “ Tapi.. Tapi kumohon ijinkan aku tidur disini. Apartment Sarah jauh dari sini, dan aku sudah tak punya tenaga untuk turun dari lantai atas ini. Please?” memohon layaknya anak kecil meminta permen pada orang tuanya.

“ No..”

“ Kau jahat. Kau sudah menciumku dan kau seperti ini padaku? Huhhhhhh. You jerk!” mengemasi barang2nya dan saat hendak membuka pintu tiba2 Bertie sudah ada dihadapannya. Lalu langsung menggendong Becky layaknya seorang penculik. “ Apa yang sedang kau lakukan? Put me down!!!”

“ Kau bilang tadi kau sudah tak punya tenaga lagi? Jadi aku berbaik hati menggendongmu.

“ Ada lift. Aku takkan merasa lelah. Lepaskan aku..”

“ Tapi sayangnya aku sedang tak ingin naik lift..” turun melewati anak tangga.

“ Apa kau gila? Ini lantai teratas, kau takkan sanggup sampai bawah..”

“ Try me!!!”

“ Turunkan aku..!”

“ Sebaiknya kau diam dan menurut kalau kau ingin selamat..” Beckypun menuruti Bertie, dan akhirnya mereka sampai di lobby. “ See...” ucap Bertie sombong tanpa menurunkan tubuh Becky.

“ Ya, aku percaya. Put me down, now!!!”

“ No..” jawab Bertie dan langsung membawa Becky ke mobilnya, memakaikan seatbeltnya dan langsung membawanya pergi.

“ Kau menculikku?”

“ Bisa dibilang seperti itu.” Jawab Bertie. 30 menit kemudian, sampailah mereka berdua disebuah rumah yang megah layaknya istana, pintu gerbang terbuka secara otomatis dan mobil mewah Bertie-pun masuk dan langsung memasukkannya ke bagasi, disana juga ada mobil ferrari merah, Range Rover putih, dan masih ada 2 mobil lainnya dan 1 motor berwarna merah. “ Kau bisa tinggal dirumahku. Tenang saja, aku tinggal sendirian, orang tuaku ada di Belanda sekarang dan di London mereka juga punya rumah sendiri.” Ucapnya lalu keluar dari mobil.

“ What?” Becky kebingungan. “ No parents and no one? Are you kidding me?” masih berada didalam mobil. Dan tiba2 pintu mobil dibuka oleh Bertie.

“ Tenang saja, aku takkan macam2 denganmu kalau kau tak memintanya.”

“ What? Keep dreamin!!!!” ucap Becky melotot lalu keluar dan langsung tercengang saat memasuki rumah Bertie.

“ Pilih saja kamar yang kau inginkan. Kalau kau mencariku aku ada di bawah.” Bertie langsung masuk keruangannya sendiri. Dan Becky langsung menjelajahi ruangan dilantai 1. “ Whoaaaaaaaaaaa! Rumahnya lebih besar dibanding rumahku. Dia pasti sangat amat kaya. Huhffffffffffftttt.....” dan langsung melirik tangga dan naik ke atas. “ Wow.. dia memiliki tempat fitness sendiri, dan bar... Hahhh. Aku akan betah tentunya dirumah. And party all the time. And that get drunk.” Ujarnya.

Lalu Becky berjalan ke sudut ruangan dilantai 2 itu dan menemukan sebuah kamar. “ Its perfect.” Langsung menutup pintu dan berbaring diranjang. “ Jangan terlena dengan semua hal yang ada didalam sini Becky. Mungkin saja ini jebakan. Berhati2lah dan waspada dengan lelaki itu..” ucapnya pada dirinya sendiri dan melepaskan bajunya 1 per 1 lalu memasuki kamar mandi, dan 35 menit kemudian Becky keluar hanya menggunakan lilitan handuk mini ditubuhnya dengan rambutnya yang basah. “ Great. Aku tak membawa baju ganti. Dan baju uang tadi sudah kotor. Lalu aku memakai apa?” tanyanya. Dan membuka lemari. “ Kemeja, kemeja, kemeja, kemeja dan kemeja... ini bukan lemarinya tapi diisi dengan pakaian2 kerjanya. Dasar !!!” mengambil salah 1 kemeja berwarna putih tipis milik Bertie dan memakainya. “ Huhfffttttt.... Aku haus dan lapar... Kenapa didalam kamar tak ada kulkas? Hanya itu kekurangannya.” Ucap Becky sambil memegangi perutnya yang sudah keroncongan. “ Lelaki itu pasti sudah tidur. Jadi sebaiknya aku mencari dapur dan juga mesin cuci..” sambil membawa baju nya yang kotor dan secara hati2 dan waspada mengamati setiap ruangan memastikan bahwa Bertie sudah terlelap dikamarnya. “ Dimana dapurnya? Dimana mesin cuci?” putus asa karna sudah 15 menit dia menjelajahi lantai itu. “ Tadi dia masuk kemana? Aku tak mau masuk kekamarnya. Tuhan pandu aku..” ucapnya lirih. Dan memasuki sebuah ruangan, dan menemukan dapur. Wajah Beckypun senang dan mulai mebuka kulkas, lalu kebelakan lagi dan menemukan mesin cuci. “ Akhirnya kita bertemu..” ucapnya sambil memeluk mesin itu. Dan memasukkan baju dan celananya kedalam mesin cuci. Tiba2 Becky mendengar suara orang. Seorang lelaki. “ What? Its him... Oh no.!!” Langsung bersembunyi agar Bertie tak menemukannya, Bertie yang sedang berbicara dengan orang lewat handphonenya-pun tak terlalu curiga dengan keadaan dapurnya yang kulkasnya masih terbuka dan ada susu di meja. Selesai dengan kesibukannya tadi, handphonenya diletakkan begitu saja di meja lalu berjalan kedeapn kompor dan mulai memasak. “ He can cook?”

“ Suara apa itu?” menghentikan aktivitasnya lalu kebagian belakang tepatnya berjalan menuju ke Becky. Beckypun langsung berteriak.

“ Please, dont come any closer!!” teriaknya.

“ Aku kira pencuri.. Tapi kau memang pencuri.. Sedang apa kau disini?” tanya Bertie. “ Dan kenapa bersembunyi?”

“ Aku sedang mencuci baju ku. Dan aku meminjam kemejamu, dan kau tahukan bagaimana keadaannya? Aku tak mau kau melihatku dengan pakaian yang seperti ini.” Jawab Becky.

“ Dan kau tak nerniat untuk memakai pakaianmu itu untuk besokkan?”

“ Kau menyuruhku untuk pulang ke apartment sahabatku dan memakai pakaian yang berbeda besok? Apa kau gila?”

“ Aku tak menyuruhmu. Kau lapar?” mengganti topik. “ Aku tahu alasanmu menyelinap dan menjelajahi seluruh rumah ini bukan hanya untuk mencari mesin cuci kan?” tebak Bertie. “ Keluarlah, aku akan memasakkan sesuatu untukmu.” Dan langsung kembali kehadapan kompor melanjutkan kegiatannya tadi. Dengan ragu Becky berjalan ke meja makan sambil menarik2 kemeja yang dipakainya agar tidak terlalu pendek. “ Apa kau mencoba untuk merobek kemejaku?” Becky-pun mengehentikan tingkahnya itu. Dan diam. “ Kemeja itu panjangnya hampir sama dengan rok yang kau pakai saat ada dikamarku kemarin..” tambahnya. “ Dan kulihat kau tak pernah menarik2 rokmu saat itu.Tapi aku lebih suka kau memakai kemeja itu dibanding rok mu kemarin. You look so hot tonight.” Perkataan Bertie barusan membuat Becky langsung menarik kursi dan langsung duduk. “ This is it. Spaghetti special untukmu young lady.”

“ Special? Aku yakin sekali kalau setiap perempuan yang kau bawa kesini pasti kau buatkan spaghetti yang sama seperti saat ini. So, this isnt special!” ucap Becky dingin.

“ Ok. Kalau seperti itu menurutmu Miss Duffield.” Sambil tersenyum dan terus menatap Becky. Becky-pun tak terlalu memikirnya, dia lebih memikirkan perutnya yang dari tadi sudah berunjuk rasa karna kelaparan, segera diraihnya garpu dan sendok dan mulai memakannya. Lalu Bertie meninggalkan Becky.

“ Kau tak makan?”

“ Kau perhatian sekali.. Aku tak lapar, aku kedapur karna memang sengaja ingin membuatkanmu makanan lalu mengantarnya kekamar, namun karna kau ada disini, jadi ya sudah.” Jawabnya lalu benar2 pergi.

“ Sengaja?” bingung.

Sepiring spaghetti itupun habis, dan segelas air putihpun sudah lenyap, selesai mencuci piring dan gelasnya, Becky meninggalkan tempat itu dan saat hendak menaiki tangga, Becky penasaran dengan salah 1 ruangan yang setengah terbuka pintunya, beckypun masuk karna tak bisa menahan rasa penasarannya itu. “ Ini pasti ruangannya.” Ucap Becky. “ Sebaiknya aku pergi.” Buru2 Becky menutup pintu dan saat berbalik langsung menabrak dan dengan cepat Bertie menangkap tubuh Becky yang hampir jatuh ke lantai karna bertabrakan dengan Bertie yang tentu saja lebih kuat.

“ Penasaran akan sesuatu? Atau kau merindukanku? Atau kau ingin membalas kebaikanku?”

“ What?”

“ Aku suka reaksimu saat mengatakan itu, Becky..” ucapnya sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Becky. “ Istirahatlah!” bisiknya tepat di telinga Becky. Becky-pun segera berlari menaiki tangga dan langsung masuk kekamarnya dan mengunci pintu.

“ Dia benar2 menakutkan..” ucapnya lalu langsung memasukkan badannya ke selimut. Dan memejamkan mata.

Keesokan harinya..... Sekitar pukul 6:30 pagi, Becky sudah bangun dan kaget karna Bertie sudah ada didalam. “ What? How?”

“ Aku mempunyai seluruh duplikat kunci dirumah ini..”

“ Lalu sedang apa kau disini?” tanyanya sambil masih tetap berada didalam selimut.

“ Aku hanya ingin melihat penampilanmu saat bangun tidur. Dan mengantarkan ini.”

“ Tinggal letakkan saja dimana, aku pasti akan melihatnya.”

“ Aku mau kau yang mengambilnya dari tanganku sendiri.” Ucap Bertie tersenyum licik. Becky-pun akhirnya keluar dari selimut dan berjalan ke arah Bertie, namun saat Becky hendak mengambil baju itu, Bertie dengan sengaja mengangkat tinggi2 tangannya.

“ Kau mempermainkanku.”

“ Enjoy it!” bisiknya. Becky akhirnya naik ketempat tidur dan berhasil memegang tangan Bertie, tapi Bertie dengan cepat menarik tangannya dan menarik pinggang Becky sehingga Becky kini sudah ada dipelukannya, wajah Becky dan Bertie kini benar2 dekat dan Becky sekarang hanya bisa diam. “ Kau gugup sekarang?” tanyanya pelan.

“ Tentu saja tidak Mr. Gilbert .” jawabnya bohong.

“ Lie.. Aku bisa mendengar dan meraskan detak jantungmu sekarang. Cepat sekali..” ungkapnya. “ Apa sekarang kau bertanya pada hatimu, apa yang akan terjadi setelah ini?” kata Bertie seolah2 Bertie bisa membaca pikiran Becky. “ Tenang saja, akan aku janjikan kau juga akan menyukainya.” Tambahnya, lalu menjatuhkan tubuh Becky ke ranjang dan memegangi tangan Becky agar tak meronta.

“ Apa yang akan kau lakukan?” tanyanya dengan berani.

“ Mencoba membuatmu untuk menyukaiku. Dan takut.” Jawab Bertie sambil menatap lekat2 mata Becky.

“ Aku takkan pernah menyukai lelaki sepertimu. Dan aku tak pernah takut padamu.” Jawab Becky lantang.

“ Tapi kau sangat takut saat kemarin berada dilift dan saat aku menciummu dan sekarang ini juga.” Kata Bertie, dan Becky hanya diam namun masih membalas tatapan Bertie. Lalu, CUPP! Bibir Bertie menempel dibibir mungil Becky sekilas, dan berdiri lalu meninggalkan Becky.

Selesai sarapan mereka ber2 meninggalkan rumah Bertie dan menuju kantor, dan tak ada 1 suarapun muncul saat didalam mobil dan saat mereka sampai dikantor. Sekarang waktu menunjukkan pukul 4:25 sore, Bertie dan Becky sudah bersiap meninggalkan kantor dan segera menuju ke hotel tempat dilaksanaknnya meeting. Sekitar pukul 5 tepat, semua orang sudah datang dan lengkap dan Bertiepun memperkenalkan Becky dan Beckypun mulai mempresentasikan idenya. Semua orang yang berkumpul disana sempat bingung dan bertanya pada Becky dan Beckypun menjelaskannya sampai mereka benar2 jelas, dan pertemuan itu menjadi sangat panjang dan akhirnya semuanya setuju dan mau bekerjasama dengan G Company. Dan mereka semuapun merayakan di club hotel itu. Becky memisahkan diri dari Bertie, dan Bertie tetap mengawasinya dari jauh. Karna hobi Becky dulu suka mabuk2an diapun akhirnya minum banyak dan mabuk, lalu Bertie yang masih cukup sadar membawa Becky keluar dari club itu meninggalkan orang2 tadi dan membawanya masuk kekamar hotel. “ Kenapa kita pergi duluan? Aku masih mau disana.” Ucap Becky sambil berjalan terhuyung menuju pintu namun dihalangi oleh Bertie.

“ Kau sudah cukup mabuk.” Sambil memapah Becky.

“ No, Im not. Aku masih bisa minum. Akan aku buktikan..” ucapnya sambil membuka beberapa botol minuman. “ Kau tak mau bersulang denganku? Aku yang membuat mereka mau bekerja sama dengan perusahanmu, Mr. Gilbert. Seharusnya kau berterimakasih padaku.”

“ Ok. Terimakasih nona Becky.”

“ Cheers..” teriak Becky.

“ Cheers.”

“ Minum lagi. Kau seperti anak SMA yang takut mabuk Bertie..” ejek Becky sudah dalam keadaan tak sadar.

“ Kau menantangku?” Bertie langsung menenggak sebotol anggur itu.

“ kau hebat..” Becky bertepuk tangan dan berdiri.

“ Tentu saja aku hebat. Aku adalah Bertie Gilbert. Aku tampan, kaya dan terkenal dan hebat.” Memuji dirinya sendiri dan beridiri mendekati Becky. “ Dan kau, adalah gadis yang sangat cantik. Aku suka kau berpakaian seperti ini. Blouse putih tanpa lengan dan rok hitam..” ucapnya sambil mengelus2 pipi Becky. “ Kau sangat cantik..” bisiknya tepat ditelinga Becky.

“ Ya, kau sangat tampan.. Aku percaya itu.” Melingkarkan tangannya keleher Bertie, dan Bertiepun mencium bibir Becky, Becky membalas ciuman Bertie dan Bertie mengarahkan langkah Becky menuju ranjang, membuka risleting blouse Becky dan.............................................SENSORRRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Keesokan harinya sekitar pukul 7, alarm hape Becky berbunyi dan membuatnya bangun. “ Aku lelah sekali.” Meraih handphonenya dan mematikan alarmnya. Dan kembali memejamkan matanya, tapi membuka matanya lagi saat merasakan perutnya ada tangan. “ Tanganku tak sebesar ini?” mengukur tangan kanannya dengan tangan yang ada diperutnya. “ Tangan kiriku masih ada diluar. Jadi, ini tangan siapa?” membalikkan badannya dan muncullah sosok lelaki. “ Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!” menjerit.

“ What? Earthquake?” Bertie membuka matanya.

“ Kenapa kau tak memakai baju?” tanya Becky saat selimut yang menutup tubuh Bertie tersingkap.

“ Kau sendiri?”

“ What?” Becky mengintip dari selimut. “ Apa yang kau lakukan padaku?” memukul Bertie. “ Ini tidak terjadikan? Apa yang kau lakukan padaku..” menangis sambil menutupi tubuhnya dengan selimut dan turun dari ranjang. Menutupi wajahnya. Bertie segera memakai bajunya yang berceceran dilantai dan mendekati Becky. Saat tangan Bertie ingin memegang tangan Becky, becky langsung menolak dan mendorong tubuh Bertie. “ Kau jahat...!”

“ Becky, Im so sorry. Ok. Aku mabuk dan kau juga, jadi aku tak tahu apa2. Maafkan aku. Aku janji akan bertanggung jawab. Ok?”

“ Aku masih muda. Dan kau sudah merusak masa depan ku.” Memukul Bertie.

“ Aku akan menikahimu. I’ll marry you Rebecka Duffield.”

“ What?”

“ Aku takkan pernah menyakitimu. Takkan pernah. Aku mencintaimu sejak kita bertemu. Apa kau tidak?”

“ Aku 19 tahun, dan aku masih terlalu muda untuk menikah.” Ucapnya sambil terisak.

“ Kapanpun kau siap. Aku takkan meninggalkanmu. Aku berjanji.” Mencium kening Becky dan memeluknya.

2 minggu kemudian...... Becky dan Bertie kini resmi menjadi kekasih namun teman2 dikantornya belum mengetahui, mereka hanya menggosipkan Becky dan Bertie secara diam2. Saat Becky berada didalam toilet dan 3 wanita yag dia kenal masuk ke dalam dan bersolek didepan cermin sambil bercerita. “ Aku yakin kalau Becky menjual tubuhnya untuk mendapatkan posisinya saat ini.”

“ Ya, dia sepertinya keliatan gadis yang baik, namun siapa sangka dia adalah perempuan murahan.”

“ Tipe bos kan bukan seperti Becky. Dan aku yakin Becky hanya mengincar hartanya.”

“ Dia menghancurkan harpan Marie, dialah yang lebih berjasa untuk bos.”

“ Ya.. aku lebih setuju jika Marie yang bersama dengan bos.”

“ Becky hanyalah mahasiswa yang belum lulus, manja dan sok pintar.”

“ Aku harap dia segera mengundurkan diri..” Becky langsung keluar dari kamar mandi dengan menundukkan kepala dan 3 perempuan itu merasa tertangkap basah, namun Becky tak berkomentar apa2 dan langsung meninggalkan mereka lalu langsung masuk ke ruangannya dan meraih tasnya lalu pergi.

“ Becky?” bingung saat membuka pintu apartmentnya dan ternyata itu Becky.

“ Hai, aku hanya ingin mengemasi barang2 ku.” Ucapnya.

“ Kau akan tinggal dirumah Bertie selamanya?”

“ Tidak.”

“ Kau membeli apartment?”

“ No.”

“ Lalu?”

“ Aku akan pulang ke Amerika. Aku akan pulang ke orang tuaku, Sarah.”

“ What? What happened?” tanya Sarah bingung. “ Apa kau bertengkar dengan Bertie?”

“ Tidak. Aku tidak apa2.” Dusta Becky.

“ Kau pembohong.” Memegang tangan Becky yang sibuk memasukkan baju2nya kekoper.

“ Aku tak pantas untuknya. Semua orang tak pernah menyukaiku. Mereka hanya pura2 baik dihadapanku karna ada Bertie. Mereka membicarakanku tentang hal2 buruk. Aku tak pernah jahat terhadap mereka. Apa salahku Sarah..?” menangis dan memeluk sahabatnya itu.

“ Tenanglah Becky. Kau tinggal mengatakannya pada Bertie, dia bisa saja dengan mudah memecat merekakan. Kau tak perlu pulang.”

“ Its not easy. Aku bukan orang seperti itu.mereka tentu akan membenci Bertie jika aku bilang. Aku tak mau seperti itu. Please, dont tell him kalau aku pulang. Dan jangan beritahu alamatku. OK?” Sarah hanya mengangguk. “ Promise?”

“ Aku berjanji Becky.” Memeluk Becky.

30 menit kemudian, Becky, Sarah, Charlie dan Alice sudah sampai dibandara. 1 per 1 memeluk tubuh Becky. “ Bye Beck.”

“ Gud bye guys.” Melambaikan tangan dan pergi.

Di lain tempat, yaitu kantor. Bertie bingung karna saat masuk keruangannya, meja Becky rapi dan tak ada mantelnya Becky dan juga tasnya. Bertie pun keluar dan menanyai anak buahnya, terutama Marie. “ Hei Marie, apa kau melihat Becky?”

“ No sir.”

“ Apa diantara kaliyan ada yang melihat Becky?” memperkeras suaranya.

“ Bos, 3 jam yang lalu aku melihatnya membawa tas dan pergi, lalu aku belum melihatnya kembali.”

“ Thanks Rudi.” Merogoh sakunya dan langsung menempelkan handphonenya ketelinga, berharap suara Becky yang menjawab, tang terdengar hanyalah suara operator. “ Where are you, Beck?”

1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam sudah Bertie berada dikantor dan kini dunia sudah gelap, matahari sudah digantikan oleh sang bulan, dan Becky belum juga muncul dihadapannya dan bahkan handphone-nya-pun masih belum aktif. Terdengar suara pintu diketuk. “ Mungkin dia sudah pulang?”

“ Tapi aku sudah menelfon rumahku dan tak ada yang menjawab.”

“ Becky pernah cerita kalau dia mempunyai teman disini, apa kau mengenal teman2 nya?” tanya Marie.

“ Thanks Marie, kenapa aku bisa tak memikirkan itu.” Bertie langsung pergi meninggalkan Marie. Dan langsung mengarahkan laju mobilnya ke apartment Sarah. Karna hanya tempat Sarahlah yang ia tahu. Namun saat memencet bell, tak ada yang membukakan pintu, dan pintu sebelahlah yang terbuka.

“ Kau temannya Sarah? Dia sedang pergi bersama teman2nya keluar sejak kemarin, dan katanya 2 hari lagi dia pulang.” Mendengar itu, Bertie langsung frustasi. Dan tetap berada didepan pintu apartment Sarah hingga esoknya. Dan terpaksa puang karna diusir oleh security karna dikira Bertie orang gila. Bertiepun tak langsung kerumahnya melainkan ke perusahaannya dengan tampang pucat dan frustasi, semua anak buahnya dari tempat dia turun dari mobil kebingungan dan agak takut karna Bertie bukan seperti manusia melainkan mayat hidup. Baju kantornya yang dipakai kemarin, rambutnya acak2 an dan wajahnya terlihat seperti orang stres. Marie langsung membuatkan kopi untuknya dan langsung masuk keruangan Bertie.

“ Kau tak apa2?”

“ Please tinggalkan aku Marie. Aku tak ingin menyakitimu. Aku hanya ingin sendirian.” Mariepun meletakkan kopi ke meja dan pergi. “ Wait?” Marie menghentikan langkahnya. “ Tolong sambungkan aku dengan sepupuku. His name is Anderson Webb. Suruh dia menemuiku.”

“ Baiklah.”

Tak lama kemudian sosok lelaki muncul dihadapan Bertie. “ Kau seperti zombie. Whats wrong with you?”

“ Aku akan pergi, untuk waktu yang lama. Aku mohon, kau gantikan aku dulu. Karna kau 1 1 nya teman dan sepupuku yang dekat denganku.”

“ Ok. Aku akan menggantikanmu sampai kau kembali, dude.” Jawab Anderson.

“ Thanks man.”

“ Sebaiknya kau pulang dan istirahatlah. Kau tampak berantakan. Kau tahu itu..” ucap Anderson.

“ Ok.” Langsung pergi meninggalkan kantor dan menuju rumahnya. Mandi lalu tertidur, dan langsung menuju ke apartmentnya Sarah saat hari sudah berganti dan waktu sekarang menandakan pukul 10 pagi. Bell kembali di pencet dan belum ada tanda2 Sarah kalau dia sudah pulang. Sambil menunggu Sarah, Bertie mencoba menelfon Becky, namun nomor Becky belum aktif juga. Sekarang sudah jam 9 malam, dan Bertie masih ada didepan pintu apartment milik Sarah.

“ Bertie?” bingung.

“ Kau pulang juga akhirnya.” Berdiri. “ Where is Becky?”

“ I – I dont know.” Jawab Sarah berbohong. “ Sebaiknya kau masuk.” Membuka pintu dan mereka ber2-pun masuk.

“ Please, Sarah. Jangan bohong. Apa dia pulang ke London?” kembali Bertie bertanya namun Sarah hanya menunduk tak menjawab. “ Beritahu aku dimana alamatnya..”

“ Aku sudah berjanji padanya, Im so sorry. I cant help you.”

“ Please.. please..”

“ Sebaiknya kau pulang.” Menuntun Bertie keluar dari apartmentnya. “ Maafkan aku.” Menutup pintu dan meneteslah air matanya.

“ Sarah. Please tell me.. Please. Im begging you..” menggedor2 pintu Sarah, namun Sarah tetap tak membukakan pintu. Akhirnya Bertie-pun pergi dan pulang kerumahnya. Lalu membanting semua yang ada didalam, dan tiba2 menemukan 1 berkas yang terjatuh dari laci yang barusan mejanya dia tendang. Bertie pun membuka, dan kertas itu bertuliskan surat lamaran kerja Rebecka Duffield. Bertie pun langsung membaca sampai selesai namun tak ada alamat, melainkan hanyalah nama universitasnya. Bertie segera membawa baju2 sekadarnya dan langsung menaiki taxi dan menuju bandara, esoknya. Sekitar pukul 9 sampai bandara, disana sudah ada Marie dan Anderson. “ Tolong bantu dia.”

“ Tentu.” Jawab Marie.

“ Gud luck, dude.”

“ Thanks man.” Bertie memeluk sepupunya dan pergi. Dalam perjalanan tak henti2nya Bertie memikirkan Becky dan tak sabar ingin langsung sampai di LAX.. Tak terasa saat Bertie membuka matanya, bangun dari tidur, pesawas sudah landing, dengan senang Bertie turun dari pesawat dan langsung berlari keluar bandara lalu naik taxi dan langsung menuju universitas yang ada di aplikasi surat lamaran kerja milik Becky. Sesampainya disana, Bertie berdiri dan mengamati setiap gadis yang lewat, penampilan Bertie kali ini tak terlalu kacau bagi setiap gadis yang melihatnya, namun tidak dengan Becky. Becky curiga saat melihat sosok yang memakai kemeja putih, dan saat melihat wajahnya.

“ Bertie? Sedang apa dia disini? Kenapa dia tahu aku ada disini?” langsung berbalik berharap Bertie tak melihatnya. Namun saat Becky hendak melangkah, tangan kanannya sudah berada dalam cengkraman Bertie. “ Kau, kelihatan sangat buruk.”

“ Kenapa kau pergi meninggalkanku?”

“ Aku tak menyukaimu. Jadi untuk apa aku bekerja untukmu.”

“ Kau tahu, kau tak pandai berbohong.”

“ Kenapa kau tahu aku kuliah disini?”

“ Surat lamaranmu.” Jawab Bertie. “ Why?”

“ I already answer that.”

“ Jangan pedulikan ocehan mereka.Aku sudah bilangkan padamu. Jangan pedulikan mereka.”

“ Aku tak mempedulikan mereka. Aku bahkan tak tahu apa yang mereka bicarakan.”

“ Kenapa kau selalu saja membohongiku?” Becky tak menjawabnya. “ I love you, Becky. Dan tak ada 1 orangpun yang boleh menjelek2anmu atau membuatmu menangis atau sakit. Aku akan slalu berada disisimu, meskipun kau selalu menghindar dan menjauh dariku. Aku akan mencarimu. Dan aku akan selalu menemukanmu. Aku berjanji.” Memeluk Becky yang sudah berlinangkan air mata. Lalu, Bertie bersujud dihadapan Becky dan mengeluarkan cincin. “ Maukah kau bertunangan denganku?” Becky shock, dan orang2 yang melihatpun berhenti dan langsung berteriak.

“ Terima! Terima ! Terima ! Terima !”

“ Kalau kau masih berpikiran bahwa kau masih terlalu muda menikah. Maka jawabannya harus IYA, please?”

Becky-pun mengambil cincin dan semua bersorak senang. Bertie memakaikan cincin itu ke jari manis Becky dan diakhiri dengan ciuman.

1 tahun kemudian. Bertie sudah kembali ke London, Becky sudah lulus dari S1 dan masih berada di benua Amerika. Dan bekerja diperusahaan ayahnya. Dan sudah bertunangan dengan Bertie. Orang tua merekapun sudah saling mengenal sebelumnya dan mendukung hubungan Bertie + Becky. Dan 2 tahun kemudian, umur Becky sudah 23 tahun sekarang dan saat ini Becky sudah mengenakan gaun putih yang sangat cantik. “ Oh God. Look at you, Beck...” Sarah memeluk sahabatnya. “ Kau akan menikah.. Im happy for you.”

“ Thank you..”

“ Beck, please lempar bunganya kearahku. Ok?” pinta Alice.

“ Becky, are you ready?” tanya periasnya.

“ Yeah.”

“ Semuanya sudah menunggu, dan ayahmu sudah ada didepan.”

“ Ok.”

Alice dan Sarahpun keluar dan bergabung bersama Marie, Anderson dan Charlie. Becky berjalan ke ayahnya, dan merekapun berjalan menuju tempat dimana Bertie berdiri dan dimana pendeta berada. Ayah Becky, menyerahkan Becky ke tangan Bertie, dan merekapun berikrar, bersumpah, berjanji untuk saling mencintai sampai mati didepan Tuhan. Dan semuanya bertepuk tangan, kini Bertie dan Becky saling bertatapan. “ You’re completely mine, now.” Ucap Bertie pelan dan merekapun berciuman. J

THE END







BY : Dwian Tari



yg udh baca, please follow ak @carolynekarthik

mention for follow back